Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertualang Menapaki Megahnya Istana Kepresidenan di Bogor

Kompas.com - 26/05/2016, 15:51 WIB
Muhammad Irzal A

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Pernah kah anda membayangkan megahnya tempat kerja sekaligus tempat tinggal Presiden Indonesia? Ya, salah satu untuk mewujudkannya dapat mengunjungi Istana Kepresidenan RI di Bogor. Istana ini satu-satunya yang memiliki program rutin kunjungan istana bagi wisatawan menjelang hari jadi Kota Bogor tiap tahunnya.

Rabu (25/5/2016) di Kota Hujan tepat pukul 08.30, telah mengantre ratusan orang di depan Kantor Wali Kota Bogor. Ya, ini sudah menjelang hari ulang tahun Bogor, saat berwisata mengunjungi kemegahan istana yang dua tahun belakangan ini aktif menjadi kediaman Presiden Joko Widodo.

Perjalanan pertama dilakukan mulai 08.30 dengan maksimal wisatawan yang masuk sebanyak 200 orang. Persiapan sejenak dilakukan oleh panitia dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Kota Bogor.

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Pintu samping Istana Kepresidenan RI di Bogor yang terbuka untuk masyarakat ketika acara "Istana Open" menjelang hari jadi Bogor tiap tahunnya.
Tahun ini syarat masuk Istana Bogor memang semakin ketat, telepon genggam yang pada tahun lalu diperbolehkan, kini sama sekali tidak. Selayaknya tamu kenegaraan para wisatawan pun diwajibkan mengenakan pakalian rapi dan formal, seperti celana bahan yang tidak ketat, kemeja atau batik, hingga sepatu rapi yang tak terlihat jari kaki.

KompasTravel pun ikut rombongan pertama tersebut, terbayang kesegaran udara dibawah pohon rindang istana yang masih terjaga di pagi itu. Di gerbang pertama, wisatawan akan masuk pintu melalui sensor logam, dan diperiksa pula secara manual oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). 

Rombongan wisatawan pun diantar menuju bangunan putih nan megah di tengah kawasan tersebut. Dari gerbang menuju bangunan sekitar 200 meter. Pemandangan pepohonan besar dijaga para rusa yang menjadi ciri khas Istana Bogor.

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Wisatawan yang sedang menikmati tur keliling Istana Kepresidenan RI di Bogor, dalam acara Istana Untuk Rakyat (Istara) 2016.
Sesampainya di depan bangunan, wisatawan disambut pemandu wisata dari istana kepresidenan. Cecep Koswara, menjelaskan menggunakan pengeras suara tentang perjalanan panjang bangunan maha penting tersebut. Ia mengatakan istana tersebut dahulu dibangun pada tahun 1745 oleh Gustav Wilem van Imhoff, seorang Gubernur Jenderal Hindia Belanda periode 1743–1750.

Gustav Wilem membuat bangunan seluas 28,8 hektar tersebut untuk peristirahatan para pejabat bangsa kolonial yang berkunjung ke Hindia Belanda. “Pembangunan pertama tersebut menghasilkan bangunan yang sangat megah, memiliki basement, dan semua bangunannya bertingkat, seperti hotel megah pada masa itu,” ujar Cecep pada wisatawan kloter pertama, Rabu (25/5/2016).

Namun, pada 1850 istana tersebut sempat hancur terkena gempa dahsyat di Bogor. Oleh karena itu pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Albertus Jacob Duijmayer van Twist (1851-1856) istana kembali dibangun dengan konstruksi yang tidak bertingkat, menyesuaikan kondisi Bogor kala itu yang rawan gempa.

Sayangnya tahun ini wisatawan kembali tak bisa masuk ke dalam bangunan tersebut, karena bangunan sedang mengalami renovasi di bagian dalam. Salah satu petugas istana di pintu tersebut mengatakan semenjak rutin ditinggali Presiden Joko Widodo, bangunan istana menjadi kategori ring satu yang tidak dibuka untuk umum.

Jangan khawatir, jika Anda beranjak ke bagian samping dan belakang bangunan, dari pintu pintu tersebut akan terlihat kemegahan istananya.

Di bagian belakang terdapat ruangan garuda yang ditandai dengan ornamen besar berbentuk lambang negara tersebut di salah satu dindingnya. Pemandu wisata istana mengatakan pada zaman kolonial, ruangan tersebut digunakan untuk fungsi hiburan, yaitu berdansa, berpesta dan yang lainnya. Namun, setelah kemerdekaan berfungsi sebagai ruang konferensi kenegaraan.

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Halaman belakang Istana Kepresidenan RI di Bogor.
Bangunan Putih dengan pulihan tiang penyangga ala Eropa ini terbagi menjadi empat bagian. Sisi depan bernama ruang teratai sebagai ruang menyambut tamu kenegaraan, dan sisi belakang bernama Ruang Garuda sebagai tempat konferensi. Kedua ruangan inti Istana Bogor tersebut dipisahkan oleh lorong yang merupakan titik nol Kota Bogor.

Terdapat cermin 1000 yang dapat menghadirkan banyak bayangan ketika Anda bercermin di depannya. Ini karena dua buah cermin besar yang berhadapan tesebut membentuk sudut kemiringan tertentu. Di cermin tersebut lah titik nol Bogor yang sebenarnya ada, jika melihat lurus ke atas tepat di titik pusat lingkaran kubah Istana Bogor. Kini, agar masyarakat dapat melihatnya, titik nol dibuatkan tugu kecil di depan Balaikota Bogor.

Menurut pemandu istana, hanya cermin tersebut dan piano klasik yang ditinggalkan oleh pemerintah Jepang pasca penjajahan. Sedangkan seluruh ornamen dan barang mengandung emas dari Belanda, habis dibawa meraka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com