BOGOR, KOMPAS.com - Pernah kah anda membayangkan megahnya tempat kerja sekaligus tempat tinggal Presiden Indonesia? Ya, salah satu untuk mewujudkannya dapat mengunjungi Istana Kepresidenan RI di Bogor. Istana ini satu-satunya yang memiliki program rutin kunjungan istana bagi wisatawan menjelang hari jadi Kota Bogor tiap tahunnya.
Rabu (25/5/2016) di Kota Hujan tepat pukul 08.30, telah mengantre ratusan orang di depan Kantor Wali Kota Bogor. Ya, ini sudah menjelang hari ulang tahun Bogor, saat berwisata mengunjungi kemegahan istana yang dua tahun belakangan ini aktif menjadi kediaman Presiden Joko Widodo.
Perjalanan pertama dilakukan mulai 08.30 dengan maksimal wisatawan yang masuk sebanyak 200 orang. Persiapan sejenak dilakukan oleh panitia dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Kota Bogor.
KompasTravel pun ikut rombongan pertama tersebut, terbayang kesegaran udara dibawah pohon rindang istana yang masih terjaga di pagi itu. Di gerbang pertama, wisatawan akan masuk pintu melalui sensor logam, dan diperiksa pula secara manual oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Rombongan wisatawan pun diantar menuju bangunan putih nan megah di tengah kawasan tersebut. Dari gerbang menuju bangunan sekitar 200 meter. Pemandangan pepohonan besar dijaga para rusa yang menjadi ciri khas Istana Bogor.
Gustav Wilem membuat bangunan seluas 28,8 hektar tersebut untuk peristirahatan para pejabat bangsa kolonial yang berkunjung ke Hindia Belanda. “Pembangunan pertama tersebut menghasilkan bangunan yang sangat megah, memiliki basement, dan semua bangunannya bertingkat, seperti hotel megah pada masa itu,” ujar Cecep pada wisatawan kloter pertama, Rabu (25/5/2016).
Namun, pada 1850 istana tersebut sempat hancur terkena gempa dahsyat di Bogor. Oleh karena itu pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Albertus Jacob Duijmayer van Twist (1851-1856) istana kembali dibangun dengan konstruksi yang tidak bertingkat, menyesuaikan kondisi Bogor kala itu yang rawan gempa.
Sayangnya tahun ini wisatawan kembali tak bisa masuk ke dalam bangunan tersebut, karena bangunan sedang mengalami renovasi di bagian dalam. Salah satu petugas istana di pintu tersebut mengatakan semenjak rutin ditinggali Presiden Joko Widodo, bangunan istana menjadi kategori ring satu yang tidak dibuka untuk umum.
Jangan khawatir, jika Anda beranjak ke bagian samping dan belakang bangunan, dari pintu pintu tersebut akan terlihat kemegahan istananya.
Di bagian belakang terdapat ruangan garuda yang ditandai dengan ornamen besar berbentuk lambang negara tersebut di salah satu dindingnya. Pemandu wisata istana mengatakan pada zaman kolonial, ruangan tersebut digunakan untuk fungsi hiburan, yaitu berdansa, berpesta dan yang lainnya. Namun, setelah kemerdekaan berfungsi sebagai ruang konferensi kenegaraan.
Terdapat cermin 1000 yang dapat menghadirkan banyak bayangan ketika Anda bercermin di depannya. Ini karena dua buah cermin besar yang berhadapan tesebut membentuk sudut kemiringan tertentu. Di cermin tersebut lah titik nol Bogor yang sebenarnya ada, jika melihat lurus ke atas tepat di titik pusat lingkaran kubah Istana Bogor. Kini, agar masyarakat dapat melihatnya, titik nol dibuatkan tugu kecil di depan Balaikota Bogor.
Menurut pemandu istana, hanya cermin tersebut dan piano klasik yang ditinggalkan oleh pemerintah Jepang pasca penjajahan. Sedangkan seluruh ornamen dan barang mengandung emas dari Belanda, habis dibawa meraka.