JAKARTA, KOMPAS.com - Mesin A-B-G-C-M yang dinyalakan Menpar Arief Yahya terus bergulir dan menemukan bentuk konkretnya. Menjadikan gabungan Academician, Business, Government, Community dan Media sebagai subjek dalam membangun destinasi pariwisata. Pun juga yang terjadi dengan Badan Otorita Pariwisata (BOP) Danau Toba. Kelima usur itu disebut sebagai Pentahelix.
Menpar Arief Yahya disambut pimpinan tertinggi Ephorus HKBP Pdt Dr SAE Nababan, Pdt Frits Hutapea, STH dan Ketua Panitia HUT-65-Tahun HKBP Kebayoran Baru Paul Lubis di Gereja HKBP Kebayoran Baru.
Gereja HKBP yang Menpar kunjungi memang berada di Jakarta. Tetapi komunitas (community) gereja HKBP punya pengaruh yang kuat di masyarakat Tapanuli, termasuk di Danau Toba.
Arief Yahya tertarik dengan undangan seminar yang mereka buat, karena tujuannya untuk menyukseskan program percepatan pembangunan Toba.
Didampingi Ketua Pokja Percepatan 10 Top Destinasi, Hiramsyah S Thaib, Menpar menjelaskan progres pengembangan Danau Toba sebagai "Bali Baru" di Sumatera Utara.
Lalu, lanjut Arief Yahya, budaya Tapanuli sangat kaya dan berkarakter. Seperti halnya Bali yang kaya akan budaya, Toba dengan budaya Bataknya juga sangat kuat mengakar.
"Itu adalah kekuatan lain di Toba. Jadi kami justru akan mendorong budaya itu semakin kuat untuk menjadi daya tarik wisatawan. Budaya itu semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan," jelas Arief Yahya.
"Bukan itu yang dimaksud. Tetapi menjadikan destinasi Toba dikunjungi 4 juta wisman setahun, seperti yang terjadi di Bali. Bali baru itu maksudnya, potensinya menjadi destinasi unggulan yang dikunjungi jutaan wisman," ungkap Arief. (*)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.