Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu Makanan Manis, dari Mata Kebo sampai Lapek Bugis!

Kompas.com - 30/05/2016, 18:15 WIB
M Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Makanan khas tradisional ibarat cermin budaya suatu bangsa. Makin banyak dan variatif kehadirannya, sejatinya, kultur suatu bangsa begitu kaya dan penuh nuansa.

Nah, siapa tak kenal makanan khas Indonesia, terutama jajanan tradisionalnya yang kaya dengan citarasa manis? Beragam jajanan tradisional ini tak hanya untuk kebutuhan upacara adat, tapi berkembang sebagai penganan sehari-hari di masyarakat.

Kue mata kebo dari Yogyakarta, misalnya. Kue terbuat dari tepung ketan ini berisi unti atau parutan kelapa bercampur gula merah dan hijau yang kemudian disiram adonan putih dari bahan tepung beras. Adonan ini kemudian dibungkus daun pisang, lalu dikukus.

Dinamakan mata kebo lantaran bentuknya yang seperti mata. Tapi, di Jawa Timur, kue ini lebih dikenal dengan sebutan cocor bebek.

Lain ceritanya dengan grundel Cilacap. Selain nikmat disanatap, kue khas Cilacap, Jawa Tengah, ini juga mengandung unsur filosofi hidup orang Jawa.

Jenang grendul Cilacap dibuat dari tepung gaplek, air santan kelapa, serta gula tebu. Cara membuatnya, tepung gaplek (pati telo) dibuat brendul-brendul atau bulat-bulat yang selanjutnya disebut grendul.

Di sinilah kemudian arti filosofi Jawa itu. Jika diaduk grendul berputar mengikuti arah adukan, disinyalir hal itu bermakna untuk memutar roda kehidupan. Jadi, jenang grendul ini menggambarkan makna kehidupan itu seperti cakra penggilingan atau seperti roda yang berputar kadang di atas dan di bawah atau naik turun.

Dok Gulaku Kue Lapis Maksuba Khas Kota Palembang
Warisan leluhur

Aneka makanan manis khas tradisional juga biasanya muncul di saat bulan puasa atau ramadhan. Kebetulan, urusan berburu makanan manis ini bisa dinikmati lewat program Jajanan Manis Bersama Gulaku yang berlangsung selama Mei sampai Agustus 2016 mendatang di sejumlah pasar tradisional di Jabodetabek. 

"Mulai Pasar Lenteng Agung, Pasar Ciracas, Pasar Embrio, dan Pasar Musi dan juga beberapa kelurahan di sekitar pasar," ujar Staf Komunikasi Gulaku, Fiter Cahyono, Senin (30/5/2016).

Fiter mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan untuk ikut melestarikan warisan kuliner asli Indonesia agar tidak pudar diterjang makanan internasional. Adapun makanan tradisional yang akan dipromosikan antara lain kue mata kebo, amparan tatak, kue sikaporo, putri kandisi, kue awuk-awuk, kue lumpang, lapek bugis, dan lain-lain.

"Masyarakat harus disemangati lagi untuk mengonsumsi jajanan milik sendiri. Kuliner warisan leluhur dapat bersaing dengan makanan asing lainnya," kata Fiter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com