Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pecak Cucut di Tepi Pekalongan

Kompas.com - 31/05/2016, 07:39 WIB

BERKUNJUNG ke sebuah kota? Mari kita cicipi rahasia kuliner orang setempat, yakni tempat makan yang enak, tetapi tidak mencekik kantong. Tempat makan ini biasanya ”nyelip”, terletak di pinggiran, atau luput dari radar pantauan media massa.

Seorang juragan batik di Pekalongan, Wulan Utoyo, memperkenalkan kami pada Warung Makan Mak Seh. Terletak di Jalan Kusuma Bangsa, warung makan ini selalu ramai saat jam makan siang. Baru buka pukul 11.00, tetapi menjelang pukul 15.00 biasanya semua makanan sudah habis.

Menu yang paling khas dan dicari adalah pecak cucut dan sayur asam. Sebenarnya berbagai menu lain pun tak kalah menarik dan nikmat, seperti ikan dan ayam goreng, gorengan, serta sayur lodeh. Sambil menunggu pesanan makan diantar, jangan lupa mencicipi pisang gorengnya yang manis dan gurih.

Ikan cucut yang digunakan adalah ikan cucut asap yang memberi aroma khas ketika daging ikan kita lumat. Potongan ikan cucut asap ini kemudian digoreng dan dipenyet dengan sambal mentah.

Potongan ikan ditaruh di atas cobek besar lantas diolesi sambal di bagian atas permukaan daging. Setelah itu, ikan dan sambal di atasnya ditekan dengan ulekan hingga penyet. Sambal yang merasuk, menambah nikmat rasa ikan.

Sebenarnya, apa pun bisa dipecak sesuai permintaan. Tempe goreng atau bandeng goreng bisa dengan manis bersanding dengan olesan sambal di atasnya.

Sambal yang digunakan adalah sambal terasi mentah dengan cabai merah besar yang berwarna merah tua dan cabai rawit yang disebut rawit ”setan” karena pedasnya. Ada sedikit rasa langu yang tersisa dengan kesegaran yang dimunculkan dari kucuran air jeruk nipis ke atas ulekan sambal.

Sayur asam bikinan Mak Seh berpenampilan beda daripada biasanya. Kuahnya tampak kental seperti diberi santan. Ini karena pemakaian kemiri yang banyak.

Selain potongan labu siam, kacang tanah, kacang panjang, kubis, dan daun so muda, seperti jamaknya isi sayur asam, terselip pula satu dua potong mentimun dalam satu mangkok sayur. Rasa asamnya berasal dari asam jawa.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO Warung Makan Mak Seh di Semarang, Jawa Tengah.
Selain sayur asam, juga tersedia sayur lodeh yang berisi irisan tipis labu siam dan tahu dengan kuah bersantan. Di samping ikan cucut, warung makan ini juga menyediakan berbagai ikan lain, seperti tenggiri, bandeng, udang, cumi, dorang, kakap, dan ikan yang oleh orang setempat disebut pihi dan blocok.

Variannya bergantung pada hasil tangkapan nelayan saat itu. Rata-rata ikan digoreng. Agar tidak amis, diberi jahe pada deretan bumbunya. Cumi-cumi atau sotong dimasak sekaligus dengan tintanya sehingga meninggalkan warna hitam yang memberi rasa gurih.

Warung makan ini diberi nama sesuai nama pemiliknya, Ningsih (55) yang sering dipanggil Mak Seh. Warung Makan Mak Seh buka setiap hari, kecuali Jumat kliwon.

Menurut Mak Seh, ini tidak ada maksud apa-apa, hanya untuk mempermudah waktu libur. Selain libur Lebaran, warung ini juga bisa saja tiba-tiba tutup kalau pemiliknya harus berpergian ke tempat lain.

”Sebenarnya juga tidak harus Jumat Kliwon, kadang kalau pas ada acara, ya, libur. Cuma seringnya memang Jumat Kliwon kami libur,” kata Mah Seh.

Setiap hari, Mak Seh menghabiskan 5 kilogram beras dengan pengunjung mencapai rata-rata 60 orang dalam waktu buka 3-4 jam. ”Makannya sedikit-sedikit. Jadi, 1 kilogram beras bisa untuk 12 orang,” kata Mak Seh.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com