Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Madura, Akulah Darahmu...

Kompas.com - 14/06/2016, 11:17 WIB

PULAU Madura tergolong kecil dengan panjang hanya 160 kilometer dan lebar 40 kilometer. Dengan demikian, Madura memiliki banyak pantai dengan keunikannya masing-masing. Bahkan, jika ingin berkunjung ke tiga pantai berbeda dalam sehari pun, bakal terkabul.

Menikmati pantai-pantai di Madura semakin istimewa ketika gerhana matahari sebagian mengintip lautnya pada Maret lalu.

Selama tujuh hari di Madura, tim Selisik Batik Madura sampai bisa berkunjung ke tujuh pantai berbeda. Kunjungan ke pantai biasanya diagendakan pada pagi hari sebelum matahari terbit.

Menikmati matahari terbit sekaligus memandang kesibukan nelayan atau pelaut di pagi hari menjadi pemandangan yang menenteramkan.

Terkhusus ketika gerhana matahari terjadi pada 9 Maret lalu, kami bersiap menuju Pelabuhan Kamal di Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, sembari berharap langit cerah.

Pada momentum gerhana matahari total yang hanya bisa disaksikan di Indonesia itu, Pulau Madura kebagian fenomena gerhana matahari sebagian pada pagi hari.

Berbekal kamera yang sudah dilindungi dengan filter natural density—agar tidak terbakar cahaya matahari—rekan fotografer dan videografer bersemangat mengabadikan kejadian langka itu.

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Pelabuhan Dongkek di Pulau Madura.
Ternyata, kami tak sendiri. Sebelum Matahari terbit, puluhan orang sudah berdiri mematung di tepian Pelabuhan Kamal. Tampak pula satu keluarga dengan kamera lensa panjang siap mengabadikan gerhana.

Hangatnya matahari pagi yang berwarna keemasan segera kami rasakan ketika Matahari mulai terbit. Perlahan, suasana berubah menjadi seperti sore hari ketika sinar matahari terhalang bulatan Bulan.

Melongok dari lensa kamera berfilter atau dengan kacamata gerhana, kami menyaksikan Matahari tampak ”kerowak”. Sedikit demi sedikit bulatannya berubah serupa bulan sabit. Tak sampai tertutup sempurna, perlahan Matahari kembali ke bentuk normalnya.

Udara pagi yang dingin lalu hangat dan suasana pantai yang tak begitu ramai membuat pikiran terasa tenang. Duduk-duduk di tepian pelabuhan, beberapa kapal berbagai ukuran, mulai dari perahu tradisional hingga kapal tanker, tampak berlalu lalang.

Beberapa kapal masih menyalakan lampu kelap-kelip. Dari kejauhan, Jembatan Suramadu yang menghubungkan Madura dengan Pulau Jawa tampak samar muncul di antara kabut.

Sebelum Jembatan Suramadu beroperasi pada 2009, Pelabuhan Kamal adalah gerbang utama penyeberangan yang menghubungkan Madura dan Jawa.

Jarak tempuh dari Pelabuhan Kamal menuju Pelabuhan Ujung Kota Surabaya sekitar 30 menit dengan feri melintasi Selat Madura. Sejak beroperasinya Jembatan Suramadu, dari beberapa kapal besar, hanya tinggal belasan kapal berukuran kecil.

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Warga seusai mencari udang melewati hamparan pasir di Pantai Lombang.
Libur melaut

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com