Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Silaturahim Lebaran ala Dodol Betawi

Kompas.com - 15/06/2016, 12:09 WIB
Kontributor Travel, Fira Abdurachman

Penulis

JAKARTA, KOMPAS,com — Dodol betawi hampir sama dengan kurma atau buah blewah, makanan yang ramai hanya saat Lebaran.
 
Sejarah dodol betawi hanya disajikan saat hajat besar, seperti pesta perkawinan, selamatan rumah, dan Lebaran. Dodol betawi juga identik dengan gengsi. Hanya orang kaya Betawi yang mampu menyajikan dan membuat dodol betawi.
 
Maklum saja, memasak dodol betawi membutuhkan dapur yang berbeda dibanding ketika memasak secara umum. Wajannya harus besar. Tenaga mengaduknya juga khusus. Terlebih lagi, kualitas bahan bakunya juga harus diperhatikan. Bila tidak, hasilnya juga tidak enak di lidah.
 
KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Dodol betawi berbentuk bulat melambangkan silaturahmi yang tak pernah putus bagai lingkaran.
Sekarang ini, tak mudah menemukan dapur dodol betawi, mungkin karena perubahan zaman. "Orang Betawi sendiri sudah jarang yang bikin. Mereka lebih banyak beli," kata Fatma, pemilik Dodol Betawi Cita Rasa, di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
 
Dapur dodol betawi milik keluarga Fatma saat ini sudah dijalankan oleh generasi ketiga. Semua dikerjakan dengan cara konvensional.
 
Kompornya adalah tungku besar dengan kayu bakar. Wajannya besar. Adonan dodol diaduk dengan gayungan besar. "Kalau tukang aduknya nggak pinter, hasilnya enggak enak," kata Fatma.
 
Setiap Lebaran tiba, dapur Cita Rasa membutuhkan 14 tenaga musiman yang khusus mengaduk adonan. Mulai adonan cair sampai adonan menjadi kental. Padahal, untuk hari biasa, mereka hanya membutuhkan satu tenaga pengaduk.
 
KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Dodol betawi dalam kemasan gulung yang lebih ekonomis.
Menjelang Lebaran, para pekerja di dapur dodolnya melakukan pengadukan setiap hari selama bulan puasa. Pada hari biasa, pengadukan hanya empat kali dalam sebulan.
 
Dodol betawi ada tiga rasa, yakni orisinal, ketan hitam, dan duren. "Paling laris sih biasanya ketan hitam," kata Fatma.
 
Bahan utama dodol betawi adalah santan kelapa, tepung, dan gula merah. Fatma menjelaskan, gula merah harus yang asli dan bukan campuran agar menghasilkan dodol yang gurih.
 
KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Proses pengadukan dodol betawi secara konvensional menggunakan kompor api dengan kayu bakar.
Dodol betawi ini bercita rasa legit. Berbeda dengan dodol kebanyakan, dodol betawi tidak lengket di lidah. Aroma gula merahnya kuat karena lebih banyak campurannya dibanding gula putih.
 
Dodol betawi dijual Rp 75.000 per besek. Dodol betawi yang digulung, harganya Rp 10.000. Dodol Betawi Cita Rasa sudah menyebar hingga mancanegara, seperti Malaysia, Singapura, dan paling banyak ke Arab Saudi.
 
Kenapa dodol harus berbentuk bulat? Hal tersebut melambangkan pertalian silaturahim yang tak pernah putus seperti garis lingkaran.
 
KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Adonan dodol betawi yang sudak selesai diaduk dan siap dicetak di besek.
Pembuatan dodol melambangkan gotong royong dan tolong menolong.
 
Dodol tidak bisa dimasak sendiri karena masaknya harus dikerjakan bersama-sama. Indahnya silaturahim Lebaran sama lezatnya dengan dodol betawi. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com