Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jam Matahari di Masjid Agung Surakarta Ini Berusia Ratusan Tahun

Kompas.com - 16/06/2016, 17:51 WIB

SOLO, KOMPAS.com - Jam matahari peninggalan Raja Keraton Kasunanan Surakarta, Pakubuwono IV, di Masjid Agung Surakarta sekarang tak dipergunakan lagi, dan beralih fungsi menjadi penambah daya tarik wisata.

“Sudah tidak dipergunakan lagi, karena sudah ada jam konvensional, sekarang tetap dirawat dan dijaga untuk wisatawan yang berkunjung ke sini saja,” ujar Sekretaris Masjid Agung Surakarta, Abdul Basid, Rabu (15/6/2016), di Masjid Agung Surakarta.

Jam matahari tersebut dibangun kurang lebih tahun 1700-an. Ketika itu, Jam Matahari digunakan untuk menentukan waktu shalat.

“Untuk menandai waktu shalat, walaupun hanya berfungsi saat ada matahari, karena jam ini mengandalkan posisi matahari,“ kata Abdul Basid.

Prinsip kerja jam tersebut adalah menggunakan bayangan dari jarum di atas cekungan.

Bayangan jarum tersebut akan menunjukkan angka yang tertera di atas permukaan cekungan di bawahnya.

"Deretan angka di sisi barat itu angka 12-6 lalu sebaliknya, di bagian timur, angka 1 sampai 6. Jadi kalau matahari pas persis jam 12 dan langit cerah, bayangan jarum akan tepat di tengah-tengah di antara deretan itu," ujar Basid.

Jam matahari, menurut  Basid, masih akurat dalam menunjukkan waktu shalat.

Menurutnya, jam tersebut pernah diteliti oleh MUI, dan hasilnya masih akurat meski sudah berusia ratusan tahun.

Hanya, untuk pengaman, lanjut Basid, biasanya ditambahi satu hingga dua menit. (TribunSolo.com/Imam Saputro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com