Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/06/2016, 17:11 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

HONGKONG, KOMPAS.com - "Allahu Akbar. Allahu Akbar," ucap muadzin Masjid Kowloon, Hongkong mengumandangkan azan lewat pengeras suara dan menggema di dalam masjid. Jam menunjukkan Imsak pada pukul 04.14 waktu setempat.

Umat Islam di sekitar Kowloon terlihat terus berdatangan memasuki masjid. Mereka langsung  memasuki ruang wudhu untuk menyucikan diri sebelum melakukan shalat Subuh.

Jauh di negeri seberang, azan berhasil membuat saya rindu. Ya, di Indonesia, sudah lazim lantunan azan terdengar yang segala sudut-sudut kota maupun desa.

Tak ada warung-warung nasi rames di persimpangan jalan yang biasa ditemui di wilayah Indonesia. Jika mau menemukan warung khas Indonesia di Hongkong, ada beberapa warung makan di Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Hongkong Mainland.

Ini adalah pengalaman pertama saya berpuasa di luar negeri. Rabu (15/6/2016) lalu, maghrib di Kota Hongkong jatuh pada pukul 18.10 waktu setempat atau satu jam lebih lambat dari waktu Indonesia bagian barat.

Saat waktu berbuka puasa, tak ada azan maghrib yang terlontar dari pengeras suara selain dari aplikasi Muslim Pro yang saya pasang di telepon genggam. Bahkan sebelum waktu maghrib datang, orang-orang lain telah asyik menyantap makanan dan minuman.

KOMPAS.COM/WAHYU ADITYO PRODJO Arsitektur interior Kowloon Mosque and Islamic Centre Tsim Sha Tsui Hongkong.
Saat di Masjid Kowloon, keberagaman suku dan ras bisa terlihat dengan jelas. Seorang Muslim asal India, Said Husein mengatakan, di Hongkong terdapat Muslim dari negara-negara Asia seperti India, Pakistan, dan Indonesia.

"Bulan puasa nanti malam tarawehnya akan ramai. Bisa lebih dari 400 orang di dalam masjid," ungkap seorang Muslim lainnya usai ibadah shalat subuh.

Dikutip dari website Dompet Dhuafa Hongkong, saat ini diperkirakan jumlah kaum Muslim di Hongkong mencapai 250.000 jiwa dan menjadi komunitas yang tercepat berkembang. Perkembangan Islam di Hongkong dipengaruhi buruh migran Indonesia (BMI) atau perantau Indonesia yang jumlahnya terus meningkat.

Pada akhir tahun 2008, tercatat ada 123.000 BMI dan saat ini diperkirakan jumlah perantau Indonesia (TKW) mencapai 130.000 orang, umumnya menjadi “domestic helper” atau pembantu rumah tangga.

Kebanyakan Muslim Hongkong/China dari suku Han, diikuti Pakistan, India, Malaysia, Indonesia, Timur Tengah, dan negara-negara Afrika. Empat masjid utama digunakan bagi shalat setiap hari di Hongkong dan satu di Semenanjung Kowloon.

Subuh pagi, umat Muslim di Hongkong beribadah salat berderet hingga enam baris. Saya memperkirakan ada sekitar 200 orang yang beribadah di Masjid Kowloon.

Masjid Kowloon sendiri termasuk masjid besar di Hongkong yang mampu mengakomodasi 3.500 orang. Masjid Kowloon memiliki dua Madrasah untuk anak laki-laki dan perempuan dalam ruang kelas yang dapat menampung 200 murid di setiap kelas.

KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Suasana Subuh di depan Kowloon Mosque & Islamic Center, Hongkong. Masjid Kowloon adalah salah satu masjid yang ada di Hongkong.
Murid-murid Madrasah dapat belajar bahasa Arab dan Al Quran dalam bahasa Inggris dan Urdu di sini. Kelas Dakwah (Intermediate Course on Islam) untuk non-Muslim juga diselenggarakan secara rutin di masjid ini.

Perlahan fajar mulai muncul menerangi langit yang gelap. Satu persatu umat Muslim di Hongkong keluar dari masjid dan berpencar ke segala arah. Kamis (16/6/2016) adalah hari kedua saya berpuasa di Hongkong.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com