Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Malang: Suatu Saat Malang Jadi "Obat Stres" Wisatawan

Kompas.com - 25/06/2016, 13:28 WIB

MALANG, KOMPAS.com - Bupati Malang Rendra Kresna berkeinginan untuk menjadikan wilayahnya yang memiliki banyak ragam destinasi wisata, menjadi "obat stres" bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

"Suatu saat nanti Kabupaten Malang akan menjadi tujuan utama banyak wisatawan yang ingin menyegarkan diri menjauhi kepadatan aktivitas dan kesibukan di kota besar. Istilahnya, Malang menjadi 'obat stres' bagi masyarakat Indonesia dan mancanegara," kata Rendra Kresna di Malang, Jawa Timur, Sabtu (25/6/2016).

Menurut Rendra, pariwisata tidak akan pernah mati. Semakin maju suatu wilayah, semakin banyak butuh area wisata, sebab wisata itu dibutuhkan orang yang stres dan orang stres bukan butuh obat, tapi butuh tempat pariwisata yang indah dan menyegarkan pikiran.

Apalagi, lanjut Rendra, pemerintah pusat juga menunjuk Kabupaten Malang sebagai salah satu destinasi khusus untuk tempat wisata andalan di Tanah Air untuk Pulau Jawa, yakni area wisata Bromo Tengger Semeru (BTS).

"Kami harus menangkap maksud baik pemerintah pusat, menyiapkan sarana dan prasarana serta infrastruktur pariwisata yang bisa mendukung promosi Kabupaten Malang," kata Rendra.

KOMPAS/DEFRI WERDIONO Sumber air Polaman di Desa Kalirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Bahkan, sambung Rendra, Kabupaten Malang juga memiliki daya dukung sebagai penopang pariwisata yang cukup lengkap, mulai dari alam pantai, gunung, wisata sejarah hingga desa adat dan agrowisata. Karena itu, Pemkab Malang akan mengintegrasikan tempat-tempat wisata di wilayah itu agar wisatawan yang berkunjung tidak hanya mengunjungi satu lokasi.

"Kami ingin orang tidak hanya datang saja ke Bromo Tengger Semeru, tapi harus menikmati berbagai macam wisata lain yang ada di Kabupaten Malang. Masyarakat sekitar bisa memanfaatkan ekonomi kreatif, pemerintah memperoleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata tersebut," ucapnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kabupaten Malang, Made Arya Wedhantara mengatakan untuk menunjang arus kunjungan wisatawan sekaligus pengembangan BTS, pihaknya juga akan mengembangkan 23 pantai potensial yang ada di sepanjang pesisir selatan Kabupaten Malang.

Menurut Made, puluhan pantai itu nanti akan dipetakan sesuai potensinya, mulai dari pantai konservasi, pengembangan mangrove dan produksi ikan. "Kami juga menggandeng Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) untuk pengembangan kawasan sentra ikan," urainya.

Grand designnya, sambung Made, wisata laut akan dilengkapi restoran yang memanfaatkan perahu layak pakai, dilengkapi dermaga di pantai yang memiliki kedalaman cukup untuk bersandarnya perahu besar.

KOMPAS/DAHLIA IRAWATI Suasana Alun-alun Kota Malang, Jawa Timur, dengan pemandangan Masjid Jami' Malang, Jumat (4/3/2016).
"Pak bupati (Rendra Kresna) inginnya kita punya wisata laut yang lengkap, namun kendalanya laut itu kan ada di wilayah Perhutani, jadi untuk pengembangan harus berkoordinasi dengan mereka. Kami sudah konsultasi dan Perhutani Jatim sangat mendukung," paparnya.

Di sepanjang garis pantai Malang selatan mulai dari Kecamatan Donomulyo yang berbatasan dengan Kabupaten Blitar hingga Kecamatan Ampelgading yang berbatasan dengan Kabupaten Lumajang banyak menyimpan pantai eksotik. Di antaranya adalah Pantai Lenggoksono, Sipelot, Pantai Tiga Warna, Pantai Batu Bengkung dan amsih banyak pantai-pantai eksotik lainnya.

Selain pantai, wisata sejarah maupun religi juga bakal dikembangkan untuk mendukung BTS sebagai salah satu destiansi wisata andalan nasional bersama sembilan destinasi lainnya yang tersebar di wilayah Nusantara, seperti Danau Toba, Kepulauan Seribu, Candi Borobudur dan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com