Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saatnya Wisata di Museum Gajah, Belajar Sejarah Sambil Berburu Pokemon

Kompas.com - 17/07/2016, 15:11 WIB
Yosia Margaretta

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Pada saat weekend seperti ini tidak ada salahnya bagi Anda pecinta Pokemon Go untuk menangkap Pokemon sambil berwisata, seperti ke Museum Nasional Indonesia atau akrab disebut Museum Gajah.

Anda bisa mencari Pokestops dan Pokemon di Museum Nasional Indonesia sambil menambah pengetahuan tentang peninggalan dan sejarah yang pernah terjadi di Indonesia. Di area yang memiliki luas kurang lebih 26.500 meter persegi ini, Anda bisa menemukan lebih dari 20 Pokestops yang menyimpan Pokeball dan telur Pokemon.

Seperti dikutip dari KompasTekno, Selasa (12/7/2016), akun Twitter Museum Nasional Indonesia (@MuseumNasional) ikut meramaikan linimasa dengan membahas Pokemon Go. Akun tersebut mengajak netizenberburu Pokemon di museum yang juga disebut Museum Gajah itu.

Ajakan @MuseumNasional disertai screenshot antarmuka Pokemon Go yang memperlihatkan banyak Pokestop. Diketahui, Pokestop merupakan tempat-tempat strategis untuk mengumpulkan Pokeball atau menangkap Pokemon.

"Mudah-mudahan ini awal yang baik. Pokemon Go hanya sarana saja untuk menarik orang-orang kes ini, kita manfaatkan sekalian mengenalkan Museum Nasional," ujar Kepala Humas Museum Nasional Indonesia Dedah Rufaedah Sri Handari saat ditemui KompasTravel , Sabtu (16/7/2016).

Nah, mari kita buktikan apakah ada banyak Pokestop di museum yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 12, Jakarta Pusat?

KOMPAS.COM/YOSIA MARGARETTA Patung tersebut adalah patung Bhairawa Buddha yang merupakan patung Dewa Siwa dalam raut wajah menyeramkan atau marah. Ditemukan pada tahun 1937 dengan keadaan kaki kanan patung tersebut cacat karena diduga sebelum ditemukan, warga menggunakan batu tersebut untuk asahan

Saat Anda memasuki Museum Nasional Indonesia, Anda akan menemukan Pokestops di depan patung yang memiliki tinggi 4,41 meter. Patung tersebut adalah patung Bhairawa Buddha yang merupakan patung Dewa Siwa dalam raut wajah menyeramkan atau marah. Ditemukan pada tahun 1937 dengan keadaan kaki kanan patung tersebut cacat karena diduga sebelum ditemukan, warga menggunakan batu tersebut untuk asahan.

Lalu beberapa langkah kemudian Anda akan menemukan 5 Pokestops di taman arkeologi. Di atas taman yang berumput hijau ini terdapat lebih dari 10 arca dan lumpang kuno (yoni). Seperti salah satunya adalah arca Nandiswara yang berada di tengah taman dengan berbentuk sapi.

Berikutnya Anda dapat memasuki ruang pra sejarah yang berisikan peninggalan-peninggalaan pada jaman pra sejarah. Selain itu, selanjutnya adalah ruang etnografi yang menampilkan miniatur dari rumah-rumah adat di Indonesia pada zaman dahulu.

merupakan patung nenek moyang dari Maluku. Patung ini terletak di ruangan yang menyimpan peninggalan-peninggalan dari timur Indonesia.

Setelah Anda keluar dari ruang etnografi, Anda dapat menemukan Pokestops yang terletak di ruang etnografi tepatnya di patung nenek moyang dari masyarakat Maluku. Patung ini terletak di ruangan yang menyimpan peninggalan-peninggalan dari timur Indonesia.

KOMPAS.COM/YOSIA MARGARETTA Prasasti ini merupakan peninggalan Kerajaan Tarumaneara. Prasasti yang berasal dari Bogor ini ditemukan pada abad ke-5 masehi.

Di lantai 2 Anda bisa menemukan Raticate CP 94 tepatnya di depan replika prasasti Ciaruteun. Prasasti ini merupakan peninggalan Kerajaan Tarumaneara. Prasasti yang berasal dari Bogor ini ditemukan pada abad ke-5 masehi.

Selain itu Anda juga bisa mendapatkan Doduo CP 31, 33, dan 78 di lantai 2. Salah satunya adalah Doduo yang berada di depan Senapan Api Panjang “Setengga”. Senjata api yang memiliki panjang kurang lebih 1 meter ini merupakan peninggalan dari Sumatera Barat.

Di lantai 3, Anda bisa menemukan Pidgey CP 10 dan 23 serta Ratata CP 53 di depan replika batu gajah yang merupakan peninggalan pada jaman pra sejarah. Batu dengan ukiran gajah yang tergolong besar ini merupakan peninggalan dari Sumatera Selatan.

KOMPAS.COM/YOSIA MARGARETTA Koleksi yang berasal dari Sulawesi Selatan ini menunjukan bahwa dulu masyarakat suku Bajo lebih sering tinggal di laut.

Pokemon dengan type grass/poison, Bulbasaur CP 66 ini dapat Anda temukan di lantai 3 tepatnya di depan koleksi perahu suku Bajo. Koleksi yang berasal dari Sulawesi Selatan ini menunjukan bahwa dulu masyarakat suku Bajo lebih sering tinggal di laut.

Tiket masuk Museum Nasional Indonesia adalah Rp 2.000 untuk anak-anak dan Rp 5.000 untuk dewasa. Anda dapat mengunjungi setiap hari Selasa – Jumat pada jam 8.00 – 16.00 WIB dan Sabtu – Minggu pada jam 8.00 – 17.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com