Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasada di Tengah Erupsi Gunung Bromo

Kompas.com - 22/07/2016, 20:37 WIB

PROBOLINGGO, KOMPAS - Masyarakat Tengger, Kamis (21/7/2016), merayakan upacara adat Yadnya Kasada. Upacara Kasada digelar di tengah erupsi Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Erupsi diyakini oleh warga Tengger sebagai pengingat agar semakin mencintai alam.

Rangkaian upacara Kasada digelar sejak Rabu (20/7/2016) malam hingga Kamis (21/7/2016) pagi. Rabu malam dilakukan resepsi Yadnya Kasada di Pendopo Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo.

Selanjutnya, warga Tengger dari empat wilayah di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Malang, menggelar ritual Yadnya Kasada di Pura Poten, Probolinggo. Di Poten, warga Tengger datang dengan membawa ongkek (sesajen) yang akan dilarung ke kawah Bromo.

Di pura itu, seluruh ongkek didoakan sebelum dilarung. Ongkek berupa hasil bumi, seperti sayuran, bunga, buah, dan hewan ternak seperti ayam dan kambing.

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Warga Suku Tengger mendaki Gunung Bromo untuk melempar sesaji saat merayakan Yadnya Kasada di kawah Gunung Bromo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (21/7/2016). Perayaan Yadnya Kasada sebagai ritual penghormatan leluhur dan wujud terima kasih warga Tengger atas hasil bumi tetap dilakukan walaupun Gunung Bromo berstatus Waspada.
Prosesi larung ongkek dilakukan sekitar pukul 04.30 bersama-sama seluruh perwakilan empat daerah dan dilanjutkan secara individu oleh keluarga-keluarga Tengger hingga Kamis siang.

”Ada atau tidaknya erupsi Bromo, upacara Kasada tetap digelar karena merupakan adat istiadat Tengger. Erupsi adalah berkah. Momen bersama antara Kasada dan erupsi ini. Warga Tengger seakan diingatkan kembali untuk teguh memegang ajaran Tri Hita Karana, yaitu ajaran harmonis antara manusia dan Tuhannya, manusia dan alam, dan manusia dan sesama manusia,” kata Supoyo, tokoh adat Tengger Desa Ngadisari, seusai resepsi Yadnya Kasada, Kamis.

Perayaan Kasada bersamaan dengan erupsi Bromo pernah terjadi pada tahun 2004. Kasada merupakan simbolisasi rasa syukur atas rezeki berlimpah untuk warga Tengger. Ucap syukur diwujudkan dengan melempar sesajen ke kawah Bromo.

”Kasada dan erupsi membawa pesan sama, yaitu kita harus menjaga dan melestarikan alam demi kehidupan kita. Jika kita tidak menjaga alam, alam tidak akan memberikan kita rezeki seperti ini,” kata Supoyo.

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Warga luar Suku Tengger menangkap dengan jaring sesaji yang dilemparkan warga Tengger ke dalam kawah Gunung Bromo dalam puncak perayaan Yadnya Kasada di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (21/7/2016). Perayaan Yadnya Kasada sebagai ritual penghormatan leluhur dan wujud terima kasih warga Tengger atas hasil bumi tetap dilakukan walaupun Gunung Bromo berstatus Waspada.
Hingga kini status Gunung Bromo tetap Waspada dengan rekomendasi dilarang mendekat radius 1 kilometer dari kawah aktif Bromo. Berdasarkan pemantauan di Pos Pantau Bromo di Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kamis, Bromo mengeluarkan asap putih hingga kelabu setinggi 900 meter dari puncak. Asap mengarah ke barat daya dan selatan.

”Aktivitas seismik Bromo masih berupa tremor, dengan amplitudo maksimal 0,5 milimeter (mm)-7 mm, dominan 2 mm,” kata Ahmad Subhan, Kepala Pos Pantau Bromo Cemorolawang. (DIA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com