BANDUNG, KOMPAS.com – Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memproyeksikan tahun depan Indonesia bisa mengalahkan pariwisata Malaysia. Alasannya, tahun ini, Indonesia baru bisa mengalahkan Malaysia dalam dua hal yakni branding dan pertumbuhan.
“Branding Wonderful Indonesia melesat jauh ke ranking 43, sedangkan Truly Asia Malaysia ada di ranking 96,” ujar Arief di sela-sela Rakernas dan Munas I Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) 2016 di Bandung, Jawa Barat, Senin (25/7/2016).
Begitupun dengan pertumbuhan Indonesia yang naik 10 persen, sedangkan pertumbuhan Malaysia minus 15 persen.
Namun dari jumlah wisatawan mancanegara dan devisa masih kalah. “Devisa kita 10 miliar dollar AS, dia (Malaysia) 20 miliar dollar AS. Wisman kita di angka 10 juta, sedangkan Malaysia 25 juta,” ucapnya.
“Karena impact wisman ada tiga, sedangkan wisatawan lokal ada dua. Wisman berpengaruh pada devisa, PDB, dan tenaga kerja. Kalau wisatawan lokal hanya PDB dan tenaga kerja,” tuturnya.
Dengan anggaran Rp 4 triliun, lanjut Menpar, anggaran untuk destinasi akan diturunkan, fokus di 10 destinasi prioritas. Yakni Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Mandalika, Bromo-Tengger-Semeru, Borobudur, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai.
Untuk bermain di kelas dunia, sambung Arief, tentunya harus menggunakan standar dunia. Dari hasil survei, Indonesia masih memiliki beberapa kelemahan, di antaranya infrastruktur dan kebersihan.
Selain itu, untuk menggenjot pertumbuhan pariwisata dari luar negeri, Indonesia akan membuka rute penerbangan baru. Di antaranya dari China, India, dan Timur Tengah sebagai pintu masuk dari Eropa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.