Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Tanjung Puting, Ini "Spot" Lain Bertemu Orangutan di Kalimantan

Kompas.com - 29/07/2016, 13:02 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

PALANGKARAYA, KOMPAS.com - Belantara Kalimantan dan Sumatera adalah habitat asli orangutan, salah satu satwa endemik Indonesia yang dilindungi. Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah adalah salah satu spot favorit untukbertemu orangutan langsung di habitat aslinya.

Namun, Kalimantan Tengah juga punya taman nasional lain yang menjadi habitat orangutan. Taman Nasional Sebangau, begitu namanya, terletak di tiga wilayah yakni Kota Palangkaraya, Kabupaten Katingan, dan Kabupaten Pulang Pisau.

Taman nasional ini merupakan ekosistem rawa gambut yang menjadi habitat beragam fauna antara lain orangutan, bekantan, owa-owa, beruang madu, burung rangkong, monyet ekor panjang, juga 182 jenis burung dan 54 spesies ular.

KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Taman Nasional Sebangau di Kalimantan Tengah merupakan lahan hutan gambut yang dilalui beberapa sungai, salah satunya Sungai Koran yang berair hitam. Warna ini bukanlah hasil limbah, melainkan zat tannin yang ada di dalam rawa gambut.

Ada tiga spot riset dan wisata yang berada di masing-masing kota dan kabupaten. Sungai Koran adalah area yang paling dekat dengan perkotaan. Gerbang masuk utamanya adalah Desa Kereng Bangkirai yang terletak sekitar 15 menit perjalanan dari Kota Palangkaraya.

Dari sini, pengunjung bisa menyewa speedboat seharga Rp 500.000 untuk diisi maksimal tiga orang. Selama 3-4 jam, pengunjung akan dibawa berkeliling Sungai Koran yang berwarna hitam. 

Warna hitam Sungai Koran berasal dari kandungan tannin yang tinggi. Sebelum didaulat menjadi Taman Nasional pada 2004, Sebangau merupakan hutan produksi yang dikelola beberapa HPH. Pembalakan liar pun merajalela usai berakhirnya izin HPH di kawasan tersebut. Warna hitam muncul karena tebalnya rawa gambut di bagian dasar sungai.

Sungai Koran didominasi tumbuhan rasau, sejenis pandan yang memiliki duri tajam di bagian daun dan batang. Speedboat akan meliuk di tengah "labirin" rasau. Anda seringkali harus menunduk atau melindungi wajah ketika speedboat melewati jalur yang sempit.

 

KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Sungai Koran didominasi tumbuhan rasau, sejenis pandan dengan duri tajam di bagian daun dan batang.

Namun walaupun penuh duri, daun rasau seringkali menjadi "tempat tidur" para orangutan di Taman Nasional Sebangau. Waktu yang tepat untuk bertemu mereka adalah sore hari.

"Sore adalah waktu yang tepat, saat orangutan memetik dedaunan untuk dijadikan 'kasur'. Mereka tidur di tempat berbeda setiap malam," tutur Abdullah, salah satu pemandu TN Sebangau kepada KompasTravel, Rabu (27/7/2016).

KompasTravel sempat bertemu dengan salah satu orangutan penghuni TN Sebangau saat perjalanan pulang dari Pos Jaga Sungai Koran. Speedboat melaju di tengah labirin rasau, hingga tiba-tiba pepohonan di sebelah kiri bergerak. 

Waktu itu sekitar pukul 15.00 WIB. Abdullah mengarahkan speedboat ke dekat tumbuhan rasau yang jadi lokasi bertenggernya orangutan. Pria itu mematikan mesin. Kami menunggu sekitar satu menit agar orangutan tersebut merasa aman untuk keluar. 

Benar saja. Usai mengeluarkan beberapa siulan yang khas, orangutan tersebut perlahan menampakkan diri. Dengan gerakan cukup cepat, ia berpindah menuju sisi sungai lainnya. 

"Tubuhnya cukup besar. Sepertinya usianya 1-1,5 tahun," tutur Abdullah.

Menjelang sore, orangutan memang sering menampakkan diri di sekitar Sungai Koran. Sungai ini berbatasan langsung dengan hutan belantara, sehingga jadi ekosistem yang digemari satwa liar.

Selain orangutan, pengunjung juga punya bisa melihat beragam satwa liar lainnya seperti bekantan dan kelasi (lutung merah). Tak heran Taman Nasional Sebangau menjadi lokasi favorit para wisatawan minat khusus.

"Misal, dengan minat khusus fotografi reptil. Biasanya mereka pulang dengan perasaan puas," papar Abdullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com