JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi serba sulit di zaman penjajahan sebelum merdeka tak membuat masyarakat Indonesia kehabisan akal. Contohnya masyarakat Solo, yang dengan kreativitasnya mengolah limbah makanan menjadi makanan lezat hingga di masa kini menjadi kuliner khas daerah.
"Zaman dulu ketika negara dijajah oleh Belanda, mereka yang makan daging, sedangkan jeroan diberi ke orang Indonesia," kata Swandani Kumarga, pemilik restoran Dapur Solo di acara kelas memasak yang berlangsung di Almond Zucchini, Jakarta, Rabu (17/8/2016).
Swandani bercerita karena zaman penjajahan tersebut, akhirnya masyarakat Solo pintar mengolah limbah makanan. "Contohnya sate kere, sate kere itu pakai usus, jeroan, dan tempe gambus, tempe yang dari ampas kedelai," kata Swandani.
Diolah dengan bumbu yang tepat, ternyata sate kere ini memiliki rasa dan tekstur yang menyerupai daging. "Dulu sate ini disebut sate kere karena yang makan kere-kere (miskin). Tetapi sekarang semua, mau kaya atau tidak suka makan sate kere," kata Swandani.
Tapi sayang, menurut perempuan yang merintis restoran dari garasi rumah hingga memiliki 16 cabang restoran, sate kere kini semakin langka, karena tak banyak yang mau membuatnya.
Sate kere adalah salah satu ikon kuliner khas Solo. Diketahui, presiden Joko Widodo yang berasal dari Solo gemar menyantap sate kere ini. Tak sulit untuk mendapati sate kere di daerah Jawa Tengah, khususnya di Solo dan Yogyakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.