Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dihadang Longsoran Salju di Peru, Ini Kisah Tim Ekspedisi Mapala Unsoed

Kompas.com - 19/08/2016, 09:01 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

PERU, KOMPAS.com - Longsoran salju di Gunung Peru menghadang tim ekspedisi tepatnya di titik La Canaleta di ketinggian 5.500 meter di atas permukaan laut (mdpl). Inilah cerita pendakian dari Manajer Tim Ekspedisi Soedirman VI Indonesia-Peru 2016, Reza Kunarto tentang hambatan longsoran salju di Gunung Huascaran.

"Tim mengawali pendakian tanggal 10 Agustus 2016 dari Desa Musho, Huaraz, Provinsi Yungay di ketinggian 3.000 mdpl menuju Basecamp Huascaran di 4.200 mdpl," ungkap Reza dalam siaran pers kepada KompasTravel, Kamis (18/8/2016) dini hari.

Tim melaksanakan aklimatisasi atau penyesuaian kondisi tubuh terhadap ketinggian di Basecamp menuju Morraine Camp di ketinggian 4.800 mdpl lalu kembali ke Basecamp. Hari selanjutnya lagi tim naik dari Basecamp menuju Morraine Camp lalu kembali ke Basecamp.

Kamis, 11 Agustus 2016, lanjut Reza, tim naik dari Basecamp menuju Morraine Camp untuk bermalam di sana. Namun salah satu personel yaitu Arizal Maulana terkena penyakit AMS (Accute Mountain Sickness) sehingga harus dibawa turun kembali ke Basecamp.

"13 Agustus 2016, tim naik kembali menuju Morraine Camp untuk aklimatisasi, tetap saja kondisi tubuh Arizal tidak bisa menyesuaikan dengan ketinggian dan membuat tim terpaksa harus membawa turun kembali ke Desa Musho. Akhirnya pendakian tetap dilanjut dengan dua orang personel meskipun banyak pertimbangan lain karena waktu terus berjalan dan tidak mungkin untuk menunggu hingga waktu lama," paparnya.

Dok. UPL MPA Unsoed Retakan es besar yang menghalangi jalur pendakian Gunung Huascaran, Peru akibat longsor.
"Tim beranjak menuju Camp 1 (5.300 mdpl) pada 15 Agustus 2016 memulai perjalanan jam 10.00. Tim tiba di Camp 1 pukul 16.00. Di Camp tersebut suara gemuruh longsoran salju yang sangat keras dan terlihat jelas dari La Canaleta bahkan terjadi pukul 18.00. Biasanya longsor tersebut terjadi pada siang hari antara 11.00 – 15.00," kata Reza.

Perjalanan tim dilanjutkan pada 16 Agustus 2016 dari Camp 1 pukul 03.00 pagi dan tiba di La Canaleta pukul 06.00 pagi. Menurut Reza, hal itu dilakukan karena menghindari tiba di La Canaleta terlalu siang karena rawan longsor salju.

"Dari Camp 1 jelas sekali terlihat beberapa longsoran yang berasal dari La Canaleta yang menyebabkan semua pendaki turun ketika mencapai Camp 1 karena melihat longsoran salju tersebut. Saat tim tiba di sana, dengan melihat jalur yang sama sekali tertutup oleh longsoran akhirnya memutuskan untuk memutar jalur lain agar bisa mencapai Camp 2," tambahnya.

Reza menceritakan, tim sempat mencoba memanjat tebing es sepanjang 30 meter di jalur yang lain dengan kemiringan 60-90 derajat. Namun jalur pemanjatan dinding es dirasa akan sulit dilewati karena salju yang rapuh dan berisiko mengubur tim.

"Tim hanya mampu mencapai ketinggian 5.650 mdpl, padahal Camp 2 berada di ketinggian 5.800 mdpl. Jalur antara Camp 2 menuju puncak Gunung Huascaran tergolong safety karena tidak ada Crevasse atau retakan di sepanjang jalur," jelas Reza.

Melihat kondisi tersebut, tim sempat kembali menuju Camp 1 untuk melakukan plotting jalur pendakian. Namun, lanjut Reza, longsoran salju tak bisa dihindari karena saat pendakian ini selalu longsor selalu terjadi setiap waktu.

"Biasanya longsoran terjadi antara pukul 11.00 sampai 15.00 tetapi kali ini berbeda longsoran terjadi setiap waktu. Dengan berat hati dan pertimbangan keselamatan tim nomor satu akhirnya diputuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan menuju Camp 2 dan kembali turun dengan selamat," lanjut Reza.

Dok. UPL MPA Unsoed Bendera merah putih dikibarkan oleh Tim UPL MPA Unsoed titik pendakian Gunung Huascaran, Peru tepatnya La Canaleta di ketinggian 5.500 meter di atas permukaan laut pada Selasa, 16 Agustus 2016 pukul 10.30 waktu Peru atau 22.30 WIB.
Sebelumnya, tim ekspedisi di lapangan telah menghubungi tim di Indonesia untuk memberikan kabar bahwa pendakian akan sulit dipaksakan, harus menunggu waktu lama agar jalur kembali normal dan kembali padat. Informasi bahaya longsor tersebut juga dikuatkan oleh pendaki lain yang juga mendaki Gunung Huascaran.

"Bahkan beberapa pendaki asal Italia dan Jerman memutuskan turun setelah melihat kondisi jalur di La Canaleta serta mengkomunikasikan kepada Tim bahwa longsor salju terjadi setiap waktu," cerita Reza.

Saat ini, Reza menyebutkan tim sudah berada di Basecamp Gunung Huascaran dan mengadakan upacara bendera Merah Putih di ketinggian 4.200 mdpl. Adapun tiga pendaki Indonesia yang tergabung dalam event Ekspedisi Soedirman VI Indonesia – Peru 2016 yaitu Dwi Novian Arbi, Aji Kurniawan, dan Arizal Maulana. Gunung Huascaran berketinggian 6.768 mdpl dan juga merupakan puncak tertinggi di Peru.

"Tuhan Yang Maha Esa berkehendak lain, faktor alam tak bisa dilawan dan dihindari hal terpenting adalah Standart Operational Procedure (SOP) telah dipatuhi karena itu adalah faktor utama untuk keselamatan pendakian di manapun," tutup Reza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com