Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menpar: Sanur Village Festival Patut Dicontoh Daerah Lain

Kompas.com - 28/08/2016, 11:08 WIB

SANUR, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata Arief Yahya memuji konsistensi Sanur Village Festival 2016 yang sudah memasuki tahun ke-11. Dari tahun ke tahun, selalu punya tema khusus dan menampilkan inovasi baru. Tahun 2016 tema besarnya adalah “Tat Twam Asi” The New Spirit of Heritage, yang digelar di Maisonettee Area Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, 24-28 Agustus 2016.

Tat Twam Asi, menurut Ida Bagus Gede Sidharta Putra, Chairman of Sanur Village Festival, bermakna “Aku adalah Kamu, dan Kamu adalah Aku”.

Ada spirit kebersamaan, kekompakan, penghargaan terhadap nilai-nilai, dan tetap menjaga identitas kultural Bali yang kental dengan darah seni.

Oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya, inti sari dari prinsip “Tat Twam Asi” itu dimaknai sebagai empati. Empati itu memahami apa yang orang lain rasakan, pikirkan, satu frequensi, sehingga tahu juga apa yang mereka inginkan dengan baik.

http://www.sanurvillagefestival.com Sanur Village Festival
“Itu ada ilmunya, disingkat TERRA, yakni tangible, empathy, reliability, responsibility, dan assurance. Filosofi 'Tat Twan Asi' itu lekat dengan empathy. Ketika kita hendak memberikan pelayanan yang terbaik, maka kita harus mengetahui siapa pelanggan, apa yang dimaui, dan bagaimana menyentuhnya,” kata Arief Yahya dalam siaran pers Kemenpar kepada KompasTravel, Minggu (28/8/2016).

Tiga poin besar yang disampaikan Arief Yahya di Sanur Village Festival 2016. Pertama soal festival itu sendiri yang sudah 11 tahun konsisten dilaksanakan, dengan kreatif yang terus berbeda, dan semakin banyak pengunjung.

Termasuk pula meluncurkan aplikasi I Discover City Walk, rute jalan kaki, sepeda, tempat bersejarah di Sanur, yang bisa di-download di mobile apps. Menpar juga menyaksikan peluncuran itu sesaat sebelum membuka festival.

“Festival ini bagus, tertata rapi, digarap serius, dan dipromosikan dengan bagus. Ini bisa dicontoh oleh daerah lain dalam membuat festival yang berkelanjutan,” kata Arief Yahya.

Poin kedua adalah Sanur sendiri, di mana Arief Yahya selalu menjadikan contoh Sanur sebagai sebuah kawasan wisata dengan community based terbaik di Indonesia.

www.sanurvillagefestival.com Sanur Village Festival 2016.
Menurut Arief, Sanur contoh konkret, sebuah kawasan di Bali yang branding-nya lebih artistik, lebih religius, lebih bercita rasa, sehingga turis yang datang pun punya kelas yang beda. Kebanyakan dari Eropa dan Amerika, yang benar-benar ingin menikmati budaya dan alam.

“Di Mandeh Sumatera Barat dan Danau Toba Sumatera Utara, saya gunakan Sanur sebagai contoh. Saya minta mereka belajar ke Sanur untuk pengembangan destinasi. Nah, Sanur Village sendiri harus menjadi Global Village, yang bisa diakses dengan mudah dan cepat melalui digital,” paparnya.

Sebagai community based, Sanur punya pasar tradisional yang sudah online service.

“Saya berjanji, 27 September ketika Hari Pariwisata Dunia nanti, akan mereaktivasi pasar berbasis teknologi informasi itu. Sanur harus go digital, dan menjadi pemain global dengan asset community yang sudah terbentuk,” kata Arief Yahya.

KOMPAS.COM/SRI LESTARI Pantai Mertasari di Sanur, Bali, Minggu (12/4/2015).
Poin ketiga adalah Bali. “40 persen wisman masuk lewat Bali. Ketertarikan wisman ke Indonesia, 60 persen karena culture, 35 persen karena nature, dan 5 persen man made. Bali ini sempurna, ketiga-tiganya kuat. Budayanya sangat kuat, alamnya kuat, dan tempat MICE dan sport tourism-nya juga kuat," ujar Arief Yahya.

Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dalam sambutannya menambahkan sejak dulu Sanur merupakan kawasan yang religius, yang terjaga oleh kekuatan budaya dan art. "Sampai sekarang konsisten itu masih tetap terjaga, dan itulah nilai unggul dan kekuatan Sanur,” kata Rai Mantra. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com