Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Warisan Leluhur Manggarai Jadi Budaya Nasional dan Dunia

Kompas.com - 11/09/2016, 07:10 WIB
Markus Makur

Penulis

LELUHUR orang Manggarai, Kabupaten Manggarai, Flores Barat, Nusa Tenggara Timur meninggalkan warisan unik. Kini, warisan itu sudah menjadi Budaya Nasional Indonesia dan dunia. Bahkan, UNESCO mengakui keunikan warisan budaya orang Manggarai.

Dari sekian banyak warisan leluhur di Kabupaten Manggarai, ada lima yang sudah ditetapkan menjadi budaya Nasional. Dan satu menjadi budaya dunia.

Kelima warisan leluhur itu adalah Tarian Caci, Penti, Lodok, arsitektur rumah gendang (Mbaru Niang), dan Kampung Adat Waerebo.

Ditetapkan menjadi budaya nasional dan dunia karena dalam ritus dan warisan yang ada terkandung banyak cerita dan falsafah hidup masyarakat Manggarai Raya. Bahkan, warisan itu masih hidup di tengah-tengah arus budaya global.

Bupati Manggarai, Deno Kamelus kepada KompasTravel, Jumat (9/9/2016) menjelaskan, pemerintah secara nasional menghargai tradisi dan warisan leluhur yang masih hidup di tengah masyarakat Indonesia.

ARSIP KOMPAS TV Dokter Ratih melihat 7 Niang dari atas bukit.
Ini juga bagian dari perhatian dari pemerintah pusat untuk melestarikan budaya-budaya khas yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

“Sebagai Bupati Manggarai saya sangat bangga dengan lima warisan leluhur orang Manggarai ditetapkan menjadi budaya nasional dan dunia. Kelima warisan itu adalah Tarian Caci, Penti, Lodok, arsitektur Rumah Gendang dan Kampung Adat Waerebo. Yang lebih membanggakan lagi adalah Waerebo ditetapkan oleh UNESCO sebagai budaya dunia,” katanya.

Kamelus menjelaskan, Pemkab Manggarai terus memberikan dukungan kepada masyarakat di kampung-kampung supaya rakyat semakin mencintai budaya leluhur.

Selain itu, pemerintah selalu hadir saat ritus-ritus penti dan sebagainya. Diakui Kamelus, warisan ini sebagai simpul pengembangan pariwisata di Manggarai dan sekitarnya.

Adapun pengertian dari lima warisan leluhur orang Manggarai yang dihimpun KompasTravel sebagai berikut.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Penari Caci di Kampung Lembah Paundoa, Desa Komba, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur. Permainan rakyat ini dilakukan satu lawan satu. Meski saling pukul dan menimbulkan luka, tidak ada dendam diantara kedua pemain.
1. Tarian Caci

Keunikan dari tarian ini adalah menari-nari sambil melantunkan nyanyian lokal. Selain, permainan caci adalah permainan satu lawan satu. Ada dua pasang yang saling memukul dan menangkis.

Lawan memukul dengan cemeti sedang yang satu menangkis dengan menggunakan tameng berbentuk bulat yang terbuat dari kulit kamping, kerbau dan sapi.

Tarian ini juga mengungkapkan sebuah kegembiraan dari orang Manggarai terhadap ritual adat, seperti perkawinan, syukuran atas tahbisan imam, peresmian rumah adat.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Luka di bagian punggung yang dialami salah satu peserta Caci di Kampung Lembah Paundoa, Desa Komba, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur. Permainan rakyat ini dilakukan satu lawan satu. Meski saling pukul dan menimbulkan luka, tidak ada dendam diantara kedua pemain.
Bahkan warisan ini selalu ditampilkan pada perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di wilayah Kabupaten Manggarai.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com