COLOGNE, KOMPAS.com - Ada sekeping Indonesia di Cologne, Jerman pada akhir pekan lalu. Baru saja memasuki kompleks pusat budaya Alte Feuerwache, hiruk pikuk percakapan dalam bahasa Indonesia langsung terdengar mendominasi.
Aroma makanan nusantara juga segera menyergap penciuman. Seolah pengunjung berada di zona yang berbeda dan meninggalkan suasana asing di Jerman untuk sementara waktu.
Aneka panganan khas mulai dari rendang, gudeg dan sate tersaji. Bahkan siomay dan baso serta es campur dan es teler siap memanjakan lidah ratusan warga Indonesia yang merantau di wilayah barat Jerman ini.
"Saya memang datang ke sini khusus karena makanannya. Saya sudah coba baso, sate ayam, siomay dan pempek. Semua makanan saya coba, karena memang kita bisa menikmati makanan yang mirip dengan rasa aslinya hanya di acara-acara Indonesia saja. Di Jerman susah sekali untuk mendapatkan makanan Indonesia yang autentik," ungkap Zakia Ahmad, warga Jakarta yang sudah menetap di Jerman selama tiga tahun terakhir.
Tak hanya bagi warga Indonesia, Pasar Senggol juga menarik minat warga asing. Bagi Carlos Nicolas, warga Spanyol yang lahir di Jerman ini, Pasar Senggol menarik karena pertunjukan seninya.
Setiap tahun sekitar bulan September, Deutsch-Indonesiche Gesselschaft (DGI) atau Persahabatan Jerman-Indonesia, rutin mengadakan Hari Indonesia di Cologne, yang dikenal dengan nama Pasar Senggol.
Acara yang digagas sejak 20 tahun yang lalu ini menghadirkan aneka kuliner, serta pertunjukan tari dan serta acara diskusi dan pemutaran film.
"Kegiatan ini adalah usaha kami untuk menjembatani keberasamaan dan perbedaan Indonesia-Jerman. Ini menjadi moment bagi kedua belah pihak untuk duduk dan makan minum bersama-sama, tapi juga sambil tukar menukar mimpi dan harapan bagi Indonesia dan Jerman," kata Ketua DGI Cologne, Karl Mertes.
"Indonesia memiliki slogan Bhinneka Tunggal Ika. Slogan ini bisa jadi refleksi, apalagi Jerman saat ini didatangi banyak pengungsi dengan kepercayaan yang berbeda. Saya percaya dalam pengalaman sehari-hari Indonesia dan Jerman bisa saling belajar," ungkap Karl Mertes dalam bahasa Indonesia yang lancar.
Di penghujung acara Pasar Senggol, pengunjung dihibur dengan pertunjukan musik dangdut. Para pengunjung pun ramai memadati area sekitar panggung sambil ikut menari.
Julia Prusseit adalah salah satu di antaranya. "Saya paling senang dengan pertunjukan musik ini. Benar-benar mengingatkan saya kembali akan suasana positif yang saya alami ketika berkunjung ke Indonesia beberapa minggu yang lalu," ungkap warga Cologne ini dengan antusias.
“Senang bisa ikut menyanyikan lagu-lagu yang dulu suka kita nyanyikan waktu di Indonesia. Hari ini rasanya lengkap. Bisa puas makan, dengar musik dan bertemu dengan banyak teman-teman Indonesia. Paling tidak bisa melepas kangen walau cuma sebentar,” ujar Afrida sambil tersenyum. (Tonggie Siregar, dari Cologne, Jerman)
*****
KompasTravel kembali menghadirkan kuis "Take Me Anywhere 2". Pemenang akan mendapatkan kesempatan liburan gratis yang seru ke Yogyakarta selama tiga hari dua malam.
Hadiah sudah termasuk tiket pesawat, transportasi lokal, hotel, konsumsi, dan beragam aktivitas seru selama di Yogyakarta. Juga raih kesempatan memenangkan hadiah smartphone. Klik link berikut: Catat, 6 Tips "Selfie" Saat Liburan ala "Take Me Anywhere 2"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.