KOMPAS.com – Desiran angin musim semi datang meniupkan hawa dingin di Glebe pada sore itu. Dikenal sebagai salah satu "rumah" para kutu buku, desa ini menawarkan beragam pesona lain yang layak disambangi pelancong.
Rangga (32), Anggun (28), misalnya, pada sore itu mencoba menjajal sensasi berkelana di sana pada awal musim semi. Bersama pejalan kaki lain, mereka memasuki restoran atau kedai kopi untuk menghangatkan diri.
Rangga menjatuhkan pilihan di Cafe Bariloche, salah satu coffee shop kecil di Glebe Point Road (GPR). Di dalam, ruangan sudah penuh akan kepulan asap dari cangkir-cangkir kopi pengunjung.
Seduhan long black coffee dan latte lekas mengembalikan semu merah di muka pucat sepasang kekasih itu. Glebe pada bulan September memang terbilang masih bersuhu rendah. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan niat kunjungan mereka.
Kehangatan justru lebih mereka rasakan dari indahnya suasana desa kecil di suburban Sydney, Australia, itu.
Siang hari menjadi sejuk karena suhu berkutat di angka 22 derajat Celcius. Dinginnya malam pun berubah riang karena terbukanya kesempatan lebih sering bergandengan tangan.
Jadwal pasangan itu di Glebe memang tidak padat. Mereka berencana traveling dengan gaya get lost atau pacaran santai di wilayah ini.
Sebelumnya, Rangga dan Anggun mengunjungi Glebe Library yang tak jauh dari Cafe Bariloche. Perpustakaan lokal itu dipenuhi jejeran rak buku dari beragam genre, dan dilengkapi koleksi CD, DVD, majalah, serta koran harian.
Pengunjung dibebaskan membaca hingga perpustakaan tutup. Asyiknya, anggota perpustakaan diperbolehkan meminjam hingga 30 jenis koleksi selama tiga minggu.
Ya, Glebe memang punya nama lain, yaitu surga para pecinta buku. Selain Perpustakaan Glebe, wilayah ini diapit dua universitas dengan perpustakaan besar dan taburan toko buku.
Selain perpustakaan dan kedai kopi, jalan-jalan santai bersama juga mereka lakukan di GPR. Toko-toko eksentrik bertaburan dan menanti wisatawan walau sekadar window shopping.
Pengunjung di sepanjang jalan itu tak perlu takut kepanasan karena pepohonan rimbun siap menaungi. Fasilitas trotoar megah dengan pemandangan arsitektur bernuansa era Victoria pun ditawarkan untuk memanjakan mata pengunjung.
Ketika perut lapar, Glebe menawarkan pula beragam restoran dengan cita rasa berbeda, seperti menu khas Thailand, India, Jepang, Korea, atau Nepal.
Memanjakan wisatawan
Pesona Glebe tentu tidak hanya bisa dinikmati oleh Rangga dan Anggun, tetapi juga bagi pelancong yang berkunjung ke sana.