JAKARTA, KOMPAS.com - Profesor di bidang humaniora asal University Maryland, Barbara Russell menyebutkan beberapa alasan mengapa wisatawan Amerika Serikat kurang berminat liburan ke Indonesia, seperti yang ia tulis dalam sebuah artikel yang dimuat di The Jakarta Post.
Alasan-alasan yang diungkapkan Barbara seperi kurang dikenalnya Indonesia selain Bali, masalah infrastruktur di luar Bali, isu negatif tentang keamanan di Indonesia, isu negatif tentang pemberlakuan hukuman mati di Indonesia, dan tentang sampah/kebersihan.
(Baca: Kenapa Turis Amerika Serikat Tidak Berkunjung ke Indonesia?)
"Indonesia kurang dikenal selain Bali. Setuju, walaupun tidak seekstrim itu. Menyadari hal inilah maka kita melakukan kampanye branding di Amerika Serikat, termasuk yang saat ini 4 baliho besar yang sedang terpampang besar di New York," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya menanggapi tulisan tersebut saat dihubungi KompasTravel, Selasa (4/10/2016).
(Baca juga: Kemenpar Siapkan Rp 8 Miliar untuk Promosi di Times Square New York)
Oleh karena itu, Arief menuturkan promosi pariwisata Indonesia menggunakan Bali sebagai pintu masuk wisatawan asing.
"Karena Bali yang dikenal, maka promosi kita selalu menggunakan Bali sebagai pintu masuk, dengan program Bali plus-plus seperti Bali plus Jogja, Bali plus Komodo, dan seterusnya," jelasnya.
Arief menambahkan Indonesia sendiri sudah mulai dikenal oleh wisatawan Amerika Serikat. Hal itu menurutnya, terbukti dari angka kedatangan wisatawan Amerika Serikat bulan Agustus yang naik pesat yaitu 48,17 persen dibanding Agustus tahun 2015.
"Kedua, masalah infrastruktur di luar Bali. Kita menyadari hal ini. Makanya Kementerian Pariwisata sangat getol membangun '10 New Bali' di luar Bali, dengan penekanan pada bidang infrastruktur dan manajemen atau pengelolaan," lanjutnya.
"Ketiga, isu negatif tentang keamanan. Keamanan memang merupakan isu di semua negara. Termasuk adanya bom di Perancis, Inggris, bahkan juga di Amerika sendiri. Keamanan Indonesia sudah sangat membaik, bahkan penanganan terorisme ketika terjadi di Jalan Thamrin Jakarta, mendapatkan pujian internasional," ujar Arief.
Sementara untuk isu negatif hukuman mati untuk terdakwa pengedar narkoba di Indonesia, Arief menolak untuk berkomentar.
Untuk mengatasi masalah sampah, Kementerian Pariwisata punya program edukasi berbasis komunitas. Arief menyebutkan telah gencar melakukan edukasi berbasis komunitas yaitu program Sapta Pesona (Sadar Wisata).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.