Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

100 Model Gunakan Batik Sekar Jagad Blambangan di "Fashion On The Pedestrian"

Kompas.com - 08/10/2016, 14:31 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sebanyak 100 model asal Banyuwangi menggunakan pedestrian sebagai catwalk pada Fashion on The Pedestrian di Taman Blambangan yang digelar Jumat sore (7/10/2016). Fashion tersebut bagian dari rangkaian Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2016 yang puncaknya akan digelar pada Minggu (9/10/2016) dengan menghadirkan Putri Indonesia 2016 Kezia Roslin Cikita.

Di catwalk trotoar sepanjang 140 meter, satu per satu model menampilkan busana batik yang didesain oleh desainer Banyuwangi. Mereka memeragakan baju pesta hingga baju kerja yang terbuat dari batik Banyuwangi motif Sekat Jagad Blambangan yang menjadi tema BBF 2016.

Muhammad Budi (22) salah satu desainer muda Banyuwangi kepada Kompas.com mengaku baju pesta yang ia buat menghabiskan dana sekitar Rp 3 juta. Ia tidak mempermasalahkan banyak sedikitnya anggaran yang ia keluarkan karena yang terpenting adalah model baju yang ia buat bisa dinikmati masyarakat Banyuwangi.

"Ini kan kerja seni jadi ya kepuasan batin yang terpenting," jelas Budi.

Sebelumnya pada tahun 2015, ia mendesain sendiri baju dan mengenakannya sendiri saat fashion show. Namun tahun ini dia membuatkan baju untuk orang lain. Batik yang digunakan ia pesan khusus pada sanggar batik lokal Banyuwangi dengan panjang sekitar 2 meter lebih.

"Batiknya khusus saya pesen dan warnanya saya sebut mirahbella karena antara ungu dan pink. Motifnya sekar jagad dan ada tambahan beberapa motif agar pas digunakan model," jelasnya.

Pada baju pesta tersebut, Budi menambahkan kain panjang di bagian lengan karena ada aturan agar baju yang ditampilakan tidak terlalu terbuka.

"Rumbai bagian lengan di bongkar pasang," jelasnya.

Sementara itu Anindita Novia (17), salah satu model yang mengunakan gaun pesta, mengaku kesulitan saat berjalan di trotoar karena permukaan jalan tidak halus.

"Harus hati-hati apalagi saat memutar karena kalo nggak hati-hati ya bisa terjerembab apalagi menggunakan sepatu hak tinggi seperti ini," kata gadis yang sudah mengikuti Fashion on The Pedestrian selama dua tahun berturut turut.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan (Disperindagtam) Banyuwangi, Hary Cahyo kepada Kompas.com mengatakan ajang fashion batik di trotoar ini tidak sekedar menjadi instrumen pengungkit kunjungan wisatawan ke Banyuwangi, namun juga sebagai pemantik kreativitas pengrajin batik di Banyuwangi.

"Ajang untuk memacu kreativitas para peserta. Kami tidak menentukan model busananya, melainkan memberi mereka kebebasan untuk menyiapkan busana yang akan mereka peragakan. Dari ajang ini, lantas dipilih 30 model terbaik untuk tampil di puncak BBF 2016 bersama model-model nasional,” terang Hary.

Pedestrian dipilih sebagai catwalk, menurut Harry, untuk mengingatkan kembali bahwa fungsi trotoar ini untuk pejalan kaki, bukan untuk berjualan dan sebagainya.

"Apalagi Banyuwangi secara bertahap, telah membangun trotoar yang didesain dengan aman, ramah dan nyaman bagi penggunanya,” pungkas Hary. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com