Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Esthy: ITX, Lapak Digital Pelaku Industri Pariwisata

Kompas.com - 17/10/2016, 08:07 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Dua pekan setelah diluncurkan, sudah ada sekitar 200 pelaku usaha pariwisata yang mendaftar ke Indonesia Travel X-Change (ITX).

ITX adalah platform open market place digital tourism yang menjadi terobosan dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk memudahkan pelaku industri mempromosikan diri melalui media digital (Go Digital).

Hal itu diungkapkan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti disela-sela agenda Borobudur Travel Mart and Expo (BTMX) di Hotel Grand Artos Kabupaten Magelang, Sabtu (15/10/2016).

"Sudah ada sekitar 200 pelaku usaha yang mendaftar. Sebanyak 60 di antaranya berasal dari Jawa Tengah," katanya.

Esthy meyakini angka pendaftar akan terus bertambah seiring sosialisasi yang akan gencar dilakukan. Sejuah ini pihaknya sudah melakukan sosialisai di beberapa daerah, di antaranya di Kepulauan Riau dan Kota Magelang. "Di Kota Magelang, diundang sekitar 70 pengusaha, 60 di antaranya langsung mendaftar," katanya.

Lebih lanjut Esthy menjelaskan, ITX merupakan fasilitas gratis dari Kemenpar berupa lapak digital bagi para pelaku industri pariwisata tanah air. ITX hadir dengan dasar bahwa sudah saatnya industri pariwisata memasuki era digital (e-tourism).

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Salah satu stan barang antik di Pasar Klitikan Kota Lama, Semarang.
Ia menyebut, minimal ada 160 juta pengguna perangkat digital terutama gawai di Indonesia. Hampir semua aktivitas tidak lepas dari digital dan gawai, seperti pesan kamar hotel, tiket perjalanan wisata hingga tiket transportasi.

"ITX dibuat dengan asas look, book, and pay. Pengunjung laman ITX bisa melihat-lihat produk yang ditawarkan, bisa langsung memesan, dan bisa sekaligus membayar," papar Esthy.

Kemenpar, menurut Esthy, menjamin tidak ada biaya yang ditarik dari transaksi melalui ITX ini, termasuk saat pendaftaran. Sehingga ITX dinilai sebagai kesempatan emas untuk para industri pariwisata berlomba menawarkan produknya dari destinasi, hotel, restoran, hingga transportasi.

Hanya saja ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengusaha industri pariwisata tersebut, seperti legalitas perusahaan, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan lainnya. "Semua free, tidak ada biaya pendaftaran dan bagi hasil atas transaksi jual beli," katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Tengah, Prasetyo Aribowo menyambut baik atas terobosan ITX ini. Adanya ITX dianggap dapat meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan ke tanah air, termasuk Jawa Tengah.

"Ada sekitar 300 pelaku industri di Jawa Tengah yang saya harap semuanya bisa mendaftar. ITX ini lapak yang sangat potensial untuk bersama-sama menjual potensi pariwisata Indonesia. Tentu Jateng jangan mau kalah," ujarnya.

Kompas.com/Ika Fitriana Aparat Polisi mengenakan pakaian dinas kombinasi pakaian adat Magelang di Candi Borobudur.
Menurut Prasetyo, pelaku usaha tidak perlu repot membuat sendiri laman jualan secara online yang harganya bisa ratusan juta rupiah. Di ITX, cukup memenuhi syarat-syarat sudah bisa tampil dan berjualan. Pemerintah akan memantau sejauh mana efektivitas ITX ini.

Disbudpar Jateng mendorong pelaku industri wisata di Jawa Tengah memanfaatkan fasilitas ini. Terlebih untuk pelaku industri wisata yang memiliki produk maupun destinasi dengan pangsa pasar internasional.

"Saya harap Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) bisa gabung, karena website-nya sendiri sering error. Apalagi, pembelian tiket secara konvensional di loket membuang waktu, karena harus antre lama. Sudah saatnya go digital untuk meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan," ungkapnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com