Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaino, Pertunjukan Rakyat Sarat Pesan Moral

Kompas.com - 17/10/2016, 19:26 WIB

BERSILA pada bangku kecil, Moh Poma (85) dengan lancar berpantun. Menganggukkan kepala, menajamkan sorot mata sembari menggoyangkan kedua bahu. Dalam lantunan nada panjang yang berubah di ujung syair, ia menyahut membalas kelompok perempuan di hadapannya.

Di usia senjanya, siang itu, darah muda Poma menggelora lagi. ”Terakhir saya memainkan vaino pada akhir 1960-an. Saat itu ada acara kedukaan di kampung,” tutur pria asal Desa Porame, Kecamatan Kinavaro, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, seusai mementaskan vaino di Museum Sulteng di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/8/2016).

Pementasan itu diprakarsai Pusat Pembinaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kegiatan itu bertajuk Festival Revitalisasi Sastra Berbasis Komunitas.

Baginya, terlibat dalam pementasan vaino bak siraman air di tengah padang sekaratnya salah satu seni sastra lisan Suku Kaili, suku dominan di Sulteng. Selama hampir satu minggu bersama 18 peserta lainnya ia berlatih.

”Saya seperti kembali ke masa lalu. Mendengarkan orangtua menasihati kami dalam bentuk pantun yang enak didengar,” tuturnya.

Vaino, kata bahasa Kaili, berarti melantunkan (vae) syair secara bersahutan (ino) atau berpantun dalam nada syahdu. Pertunjukan rakyat itu dimainkan dua kelompok yang biasanya terdiri atas perempuan (mombine) dan laki-laki (langgai).

Seni tersebut diperkirakan telah hidup di tengah masyarakat Kaili pada abad ke-17 pasca masuknya agama Islam. Diduga vaino bercikal bakal dari kebiasaan berpantun para pendakwah agama Islam dari Sumatera Barat.

Vaino disajikan pada pesta perkawinan, syukuran, bahkan kedukaan dengan maksud untuk menghibur undangan yang hadir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com