Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Unik Pemandu Wisata Lokal soal Turis Asing di Raja Ampat

Kompas.com - 10/11/2016, 16:17 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

RAJA AMPAT, KOMPAS.com - Liburan ke Raja Ampat, Papua Barat identik dengan petualangan bawah laut yang memukau. Ragam ikan-ikan seperti scooling fish, hiu, manta juga karang-karang bisa dilihat.

Biasanya, turis pergi ke daerah Pianemo untuk mendaki bukit atau ke Desa Arborek untuk menyelam di titik selam ikan pari. Bahkan, sampai ke Wayag untuk menikmati gugusan pulau-pulau karst.

(BACA: Begini Rasanya Naik Kapal Pelni Keliling Raja Ampat)

Pemandu wisata tentu akan siap menemani turis berkeliling dan menjelaskan. Namun, tak hanya permintaan wisata bahari atau mendaki bukit karst yang biasa dilayani oleh pemandu-pemandu wisata di Raja Ampat.

Wakil Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia Kabupaten Raja Ampat, Ranny punya pengalaman unik saat membawa wisatawan liburan di Raja Ampat. Ia pernah memandu turis asal Amerika untuk berburu ular di Raja Ampat.

KOMPAS.com / Wahyu Adityo Prodjo Peserta snorkeling di laut dekat Desa Arborek, Kecamatan Waigeo Barat Kepulauan, Raja Ampat, Papua Barat, Selasa (2/11/2016). KM. Tatamailau digunakan untuk membawa peserta paket wisata bahari "Let's Go Raja Ampat" 30 Oktober - 2 November 2016 lalu.
"Saya punya permintaan unik ini adalah pencinta reptil. Orang (ke Raja Ampat) cari ikan, pemandangan indah sama karang. Ini turis Amerika cari ular," kata Ranny saat berbincang dengan KompasTravel beberapa waktu lalu di sela-sela acara paket wisata bahari PT Pelni di Sorong.

Ranny mengatakan turis Amerika itu meminta padanya untuk mengantarkan mencari ular jenis Tree Phyton Waigeo. Ia telah menemani turis Amerika tersebut dua kali yakni tahun 2015 dan 2016.

(BACA: Menghilang Sejenak di Tengah Laut Raja Ampat? Coba Penginapan Ini...)

"Saya terpaksa harus melibatkan pemandu wisata lokal di spot-spot tertentu. 'Saya tanya, punya keahlian tentang ular gak'. Itu perjalanannya selama dua minggu ke Mayalibit, Saporkren, dan Gam," jelasnya.

Tree Phyton adalah jenis ular piton yang hidup di pohon. Ular piton di Raja Ampat, menurut Ranny punya kekhasan dibanding tempat-tempat lain di Papua.

Dok. Adil Angkasa Pura 1 KompasTravel mencoba snorkeling di dekat dermaga Desa Sawandarek, Distrik Meos Mansar, Raja Ampat, Papua Barat, Minggu (30/10/2016).
"Sebetulnya di Raja Ampat, ada endemik ularnya. Tree Phyton Waigeo. Sampai sekarang, informasinya (Tree Phyton Waigeo) sedikit. Tapi di luar negeri, beredar luas infonya. Dia (turis Amerika kasih info ke kita kalau Tree Phyton di Biak warnanya hijau, tapi kalau di Waigeo ini warnanya biru. dia penasaran," ungkap Ranny.

Akhirnya, ia mengantarkan turis Amerika itu selama dua minggu untuk mencari ular. Namun, setelah mencari, Ranny bersama turis Amerika itu nihil.

Selain itu, dia juga pernah bertemu turis Jepang yang datang ke Raja Ampat hanya untuk berburu kumbang. Ia pun heran turis Jepang datang jauh-jauh ke Raja Ampat hanya untuk melihat hewan kecil itu.

"Potensi itu berarti memang dilirik (oleh turis asing)," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com