Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tenun Ikat Ganda Hanya Ada Tiga di Dunia, Salah Satunya di Bali

Kompas.com - 11/11/2016, 15:03 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

KARANGASEM, KOMPAS.com - Bali khususnya daerah Tenganan, Kabupaten Karangasem terkenal akan hasil produksi tenun gringsing. Nenek moyang masyarakat daerah Tenganan membuat tenun gringsing yang dimaksud untuk menolak bala. 
 
Tenun ini juga bukti peradaban nenek moyang Tenganan yang tinggi di zamannya. Sebab tenun gringsing bukanlah tenun sembarangan. Menggunakan teknik ikat ganda yang terkenal membutuhkan keahlian serta ketelatenan tingkat tinggi.  
 
"Di dunia hanya ada tiga negara yang memproduksi tenun ikat ganda, Jepang, India, dan Indonesia. Di Indonesia dari Desa Tenganan ini," kata Nyoman Suwita, pemandu sekaligus masyarakat Desa Tenganan di perjalanan familiarization The Anvaya Beach Resorts Bali, Jumat (4/11/2016).  
 
 
Nyoman menjelaskan jika proses pembuatan tenun gringsing yang begitu rumit. Satu lembar kain dapat memakan waktu 2-5 tahun pengerjaan menggunakan alat tenun bukan mesin.
 
Benang yang diikat dan dicelupkan warna berkali-kali dimaksud untuk membentuk motif pada kain tenun gringsing.
 "Makanya buruh paling dihormati di Desa Tenganan itu adalah buruh tenun. Karena prosesnya yang sangat sulit dan tidak semua orang bisa," kata Nyoman. 
 
Proses pembuatan tenun gringsing dibuat dari pemintalan kapas menjadi benang, kemudian pencelupan benang dengan pewarna alami dilakukan berkali-kali. Inilah yang membedakan tenun gringsing dengan tenun lainnya, pembuatan motif sebenarnya telah dilakukan saat proses pencelupan warna dengan cara diikat. 
 
 
Barulah saat proses tenun, perajin akan menenun benang yang memiliki corak warna berbeda meski dalam satu pintalan, hasil dari celupan pewarna yang dimaksud membuat motif. Benang disusun secara horizontal dan vertikal untuk melakukan proses tenun.
 
Kesalahan dalam menenun harus seminim mungkin. Sebab, salah langkah dapat merusak motif tenun dan harus diulang kembali. Terdengar rumit bukan? 
 
Proses tenun kain gringsing, yang menggunakan teknik ikat ganda.
"Karena sangat sulit, tahun 1971 hanya ada satu keluarga yang dapat menenun tenun gringsing ini. Dulu proses pewarnaanya saja butuh delapan tahun. Kain dibuat denga waktu 10 tahun. Sekarang kain dibuat minimal satu tahun," kata Nyoman.
 
Menurut Nyoman, saat ini di Desa Tenganan Peringsingan ada 40 keluarga yang bisa menenun kain ini.
 
Kain tenun gringsing motif wayang yang dihargai paling mahal , karena motifnya yang paling rumit.
Tertarik membeli kain tenun gringsing? Datanglah langsung ke Desa Tenganan Pegringsingan. Namun jangan kaget dengan harganya yang fantastis. 
 
"Harganya dari Rp 900.000 sampai ratusan juta rupiah," kata penjual di toko souvenir Desa Tenganan.
 
Harga tersebut terbilang wajar, mengingat proses kain yang memakan waktu sangat lama, membutuhkan ketelitian dan keahlian tingkat tinggi.
 
"Paling mahal itu motif wayang, karena buatnya sangat susah. Kain yang harganya ratusan juta biasanya kain tenun yang sudah lama. Rata-rata yang beli wisatawan luar negeri seperti Amerika," katanya.  
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com