BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Di sebuah daerah terpencil bernama Desa Wiralaga, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, di sana lah sebagian besar penduduk Mesuji asli tinggal. Mereka membangun tempat tinggal di tepian sungai.
Ya, orang menyebutnya Sungai Mesuji. Dahulu ketika hutan masih lebat transportasi menuju Jakarta bisa langsung dilalui lewat sungai tersebut. Di sungai itu banyak sekali ikan yang hidup dan berkembang biak.
Salah satunya ikan lele merah dan ikan gabus. Kedua jenis ikan itu sering digunakan warga setempat untuk membuat makanan olahan seperti ikan asin gabus dan kerupuk. Penduduk di sana menyebutnya kerupuk Mesuji.
(BACA: Menyusup ke Dapur Pembuatan Kerupuk Kulit Kerbau)
Bentuknya bulat kriting besar dan rasa ikannya begitu menyolok. Midah (50), warga Wiralaga memproduksi kerupuk tersebut sampai 5 kuintal per bulan.
"Kerupuk ini menjadi makanan sehari-hari orang Mesuji hampir setiap ibu-ibu di sini bisa membuat kerupuk ini," kata Midah yang ditemui Senin (7/11/2016).
Ikan yang sudah halus diserut itu lalu ditaburi tepung sagu dan diberi garam secukupnya. Kemudian adonan dicetak berbentuk pipih, kriting dan bulat. Setelah selesai lalu dijemur sampai beberapa hari hingga kering.
"Supaya kerupuk mengembang besar, pastikan digoreng dengan minyak yang cukup dan api yang merata," kata Midah memberi tips agar kerupuk tidak bantat.
Nah, kerupuk yang sudah digoreng siap makan. Eitt, ingat ya pastikan mengunyah tidak terlalu penuh di mulut. Bisa-bisa lecet dan sariawan.
Nah, kalau melewati Mesuji jangan lupa mampir ke pasar atau rumah makan dan mencoba gurihnya kerupuk mesuji ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.