Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengantar Mentari di Pantai Marinbati

Kompas.com - 18/12/2016, 20:07 WIB

HUTAN mangrove Gamtala memberi celah bagi pemburu pesona senja melalui aliran sungai kecil yang membelah di tengah kerimbunan pepohonan. Ada keteduhan dan kesejukan serta cericit burung sepanjang sekitar 1,5 kilometer sungai itu. Di pintu keluar telah menanti mentari senja.

Hutan mangrove Gamtala masuk wilayah Desa Gamtala, Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara.

Setiap petang, hulu sungai kecil yang menjadi pintu masuk hutan mangrove itu selalu ramai dikunjungi warga setempat atau wisatawan. Mereka datang untuk menikmati hangatnya air yang mengalir dari kaki Gunung Sahu, salah satu gunung api di Halmahera Barat.

Nelayan Gamtala yang hendak melaut pun biasanya berangkat melalui tempat itu, seperti Heri Purwandi (36) dan Sefna Tari (36) yang ditemui Oktober lalu.

Perahu motor yang dikemudikan Sefna secara perlahan menyisir sungai, membelah hutan mangrove seluas sekitar 12 hektar itu. Mangrove menjulang di sisi sungai dengan janggutnya menggantung di atas permukaan air. Begitu pula nipah yang tumbuh di antara mangrove.

Hutan mangrove itu bak oase di tengah panasnya Jailolo. Kota kecil tak jauh dari garis khatulistiwa, yang pada Maret 2016 dilalui gerhana matahari total, tak bisa menghindar dari sergapan kemarau panjang dengan suhu bahkan melampaui 28 derajat celsius. Kerapatan mangrove mampu menghalau sengatan terik.

Air sungai itu terasa payau karena sudah tercampur dengan air laut. Di sungai itu tidak ada binatang berbahaya seperti buaya karena yang ada biawak dan beberapa jenis burung seperti kakatua. Ada pula meleo yang muncul setiap pagi. Beberapa burung terdengar cericitnya.

Satu jembatan kayu berdiri di atas aliran sungai, memberi tanda air sungai segera bersua gelombang dari Laut Maluku. Sefna menaikkan kecepatan mengarahkan perahu meliuk-liuk di atas punggung gelombang yang tak beraturan itu.

Langit di sisi barat Jailolo senja itu tak banyak dikerubuti awan gelap. Cerah. Mata dengan bebas melihat matahari perlahan turun hingga tenggelam di Laut Maluku.

”Sepertinya kita menghantar matahari pergi. Banyak orang ingin menyaksikan momen ini, tetapi kadang dihalangi mendung,” kata Ketua Sekolah Tinggi Pertanian Kewirausahaan Banau Jailolo Dadan Hindayana yang bersama-sama menyaksikan tenggelamnya matahari sore itu.

Hutan mangrove Gamatala dan Pantai Marinbati merupakan paket wisata senja yang paling sering dikunjungi wisatawan yang datang ke Jailolo. Apalagi saat Festival Teluk Jailolo, acara tahunan yang rutin digelar sejak 2009, wisatawan berbondong-bondong ke Marinbati melalui Gamtala. Rasanya belum lengkap kalau belum menyelami keindahan pesona senja di dua tempat itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com