KOMPAS.com - Tiga jurus kembali dinyatakan Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk terus menggenjot kinerja sektor pariwisata pada 2017. Targetnya, tahun ini Indonesia disambangi 15 juta wisatawan mancanegara.
"Go digital, air connectivity, dan homestay Desa Wisata!" tegas Arief soal ketiga jurus itu, dalam jumpa pers akhir 2016, beberapa waktu lalu di Kementerian Pariwisata.
Menurut Arief, dua pekerjaan dasar sudah dianggap rampung pada 2016, yaitu branding dan advertise. Sesudah kedua langkah itu, lanjut dia, yang dibutuhkan sekarang bagi sektor pariwisata adalah penjualan.
"Promosi yang selama ini bertitik berat di branding dan advertising, harus mulai bergeser ke selling. Branding sudah gencar di tahun pertama, advertising digeber tahun kedua, tahun ketiga sudah harus selling to the point, kita buat wisatawan tidak bisa menolak untuk berwisata ke Indonesia,” papar Arief.
Mission in-possible
Seperti sudah dicanangkan sebelumnya, Pemerintah mematok target 20 juta wisatawan mancanegara bertandang ke Indonesia pada 2019.
Tahapan target 15 juta wisatawan mancanegara pada 2017, kata Arief, butuh pertumbuhan 25 persen kunjungan turis asing. Tantangan ini muncul saat angka pertumbuhan pergerakan wisatawan adalah 4,4 persen di tataran global dan 5,1 persen di kawasan ASEAN.
Arief tak menampik, banyak kalangan menilai target wisatawan mancanegara yang dipatok Indonesia terlalu pesimistis, bahkan menyebutnya sebagai mission impossible.
Syarat yang harus terpenuhi, sebut Arief, dapat disingkat sebagai 3S, yaitu solid, speed, dan spread. Ketiga kata tersebut juga merupakan budaya kerja yang dikembangkan di kementeriannya.
"Harus kompak, cepat, dan impact bisnisnya besar," tegas Arief.
Dengan pemikiran ini, kata Arief, tiga jurusnya mendapatkan peran, terutama di 3 destinasi terbesar—Bali, Jakarta, dan Kepulauan Riau—serta di 10 destinasi prioritas baru yang membentang dari Toba sampai Wakatobi.
Gerakan Go Digital Tourism, papar Arief, sudah dimulai dengan peluncuran platform Indonesia Tourism Exchange (ITX) pada September 2016. Ini merupakan platform digital market place dalam ekosistem pariwisata yang mempertemukan buyers dan sellers di dunia maya.
“Kami berharap triwulan II/2017 sudah operasional 100 persen dan semua industri pariwisata sudah go digital,” kata Arief.
Selain itu, juga telah diluncurkan War Room M-17 di gedung Sapta Pesona, sebagai pusat pemantauan berbasis teknologi digital.
Di ruang tersebut terpasang 16 layar monitor untuk memantau data tren dan pemasaran pariwisata, serta beragam masukan publik lewat beragam media digital atas kinerja sektor pariwisata Indonesia.