Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Penerbangan Garuda ke Amerika Terealisasi?

Kompas.com - 27/01/2017, 05:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya maskapai Garuda Indonesia dalam melebarkan sayapnya untuk terbang ke Amerika Serikat masih terhambat di Otoritas Penerbagan Sipil Jepang. Dalam hal ini, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Jepang untuk mendapatkan hak angkut kelima.

"Kita masih melanjutkan studi, menunggu apakah Jepang memberikan hak angkut kelima. Jadi kalau Pak Presiden Jokowi sudah melanjutkan hal tersebut, kita follow up (tindak lanjuti)," kata Direktur Utama Garuda Indonesia M Arif Wibowo saat ditemui di Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Jakarta, Selasa (24/1/2017).

Arif mengatakan upaya dalam mendapatkan hak angkut kelima tersebut merupakan kerja sama antarpemerintah atau government to government (G to G).

"Yang mengajukan itu Kementerian Perhubungan atas permintaan Garuda karena ini 'G to G' menyangkut 'fifth freedom traffic right' (hak angkut kelima)," tuturnya.

(BACA: Cerita Pramugari Garuda yang Gendong Seorang Nenek di Pesawat)

Dia mengatakan saat ini Garuda Indonesia telah mendapatkan dua "slot" penerbangan dari Bandara Narita, Tokyo, namun hal itu dinilai kurang menguntungkan secara bisnis.

"Dua itu kan yang dulu, enggak cukup, minimum tiga, empat sampai tujuh hari seminggu," ucapnya.

Untuk itu, Garuda melalui Kemenhub telah mengajukan penerbangan tujuh hari seminggu (daily flight).

"Kalau memang hak angkut kelima memungkinkan untuk kita manfaatkan, tentunya akan memberikan satu nilai ekonomis tersendiri," katanya.

Hak angkut kelima diperlukan Garuda Indonesia karena dalam rute penerangannya dari Jakarta ke Los Angeles terlebih dahulu transit di Narita, Tokyo.

Izin tersebut digunakan untuk mengangkut penumpang dari Jepang ke Amerika Serikat, bukan untuk kembali ke negara asal.

Andri Donnal Putera Tampak pesawat terbaru Garuda Indonesia, Airbus A330-300 dan Boeing 777-300ER yang diresmikan di Hangar 4 GMF-Aeroasia, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (1/2/2016).
Arif mengatakan apabila penerbangan ke Amerika itu sudah berjalan dengan frekuensi setiap hari, maka akan memberikan kontribusi ke pendapatan perusahaan sebesar 7 hingga 10 persen.

Namun, Arif menilai, kontribusi itu masih jauh jika dibandingkan dengan penerbangan ke Eropa karena menghubungkan dua negara langsung, yaitu Belanda lewat Bandara Schiphol, Amsterdam dan Inggris lewat Bandara Heathrow, London.

Dihubungi terpisah, Kepala Bagian Kerja Sama dan Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Agoes Soebagio mengatakan saat ini tengah dilakukan perundingan antara delegasi Indonesia dan pihak Jepang terkait pemberian hak angkut kelima untuk frekuensi penerbangan Tokyo-Los Angeles.

"Negosiasi bisa cepat bisa alot, namun keinginan Kemenhub secepatnya. Dilandasi hubungan yang baik antara Indonesia dan Jepang, diperkirakan negosiasi tidak terlalu lama," katanya.

Garuda Indonesia berencana akan menggunakan pesawat berbadan lebar yaitu Boeing 777-300ER untuk melayani penerbangan Jakarta ke Los Angeles.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com