Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Manis B737-200 di Indonesia

Kompas.com - 16/02/2017, 12:08 WIB

Mengasah "feeling" pilot

Boeing membuat tiga varian sipil untuk B737-200, yaitu B737-200, B737-200C dan B737-200 Advanced. Pesawat pertama B737-200 diperkenalkan pada publik pertama kali pada 29 Juni 1967 dan kemudian terbang perdana pada 8 Agustus 1967.

Dua tahun sebelum diperkenalkan, Boeing sudah mendapatkan pesanan pesawat ini dari United Airlines.

Sampai terakhir produksi tahun 1988, Boeing telah memroduksi sebanyak 1.095 pesawat jenis ini berbagai varian. Pesawat terakhir dikirim ke pembeli (Xiamen Airlines), pada 8 Agustus 1988 yaitu varian 737-200 dan 737-200 Advanced.

Selanjutnya Boeing mengganti produksinya dengan B737 Klasik (300/400/500) dan NG (600/700/800/900).

Persaingan dengan pabrik dari Eropa, Airbus, yang membuat Boeing mulai memperbarui produknya yang sangat laris ini.

Dibanding adik-adiknya, B737-200 mempunyai kekhasan, terutama pada panel di kokpit dan mesin pesawat.

“Panel-panel di kokpit itu transisi antara manual dengan yang terkomputerisasi. Bentuknya masih kaca bulat-bulat seperti panel-panel di mobil,” ujar Kusmintardjo.

Menurutnya, panel-panel itu membuat seorang pilot merasa menjadi seorang pilot sejati karena tidak tergantung komputer yang serba canggih.

“Kita masih harus mengaturnya sendiri secara manual. Dan saat terbang kita juga masih bisa mengandalkan feeling. Kita bisa menjadi operator sekaligus manajer di pesawat itu,” lanjutnya.

Sistem navigasi yang digunakan juga masih konvensional dengan Rodeta. Tidak seperti varian B737 klasik dan NG yang sudah memakai Flight Management System (FMS).

Dengan semua sistem itu, Kusmintradjo menyatakan B737-200 sebagai pesawat yang sangat-sangat mudah ditangani.

Pilot senior ini mencontohkan saat ia membawa B737-200 mendarat di Bandara Palermo, Italia yang terkenal sangat sulit didarati. Waktu itu tahun 1997-an, ia bekerja di Tunis Air.

Beberapa saat setelah tinggal landas, ATC sudah memperingatkan bahwa di Palermo jarak pandang sangat bagus namun anginnya sangat kencang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com