Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya Bertani di Desa Wisata Kandri Semarang

Kompas.com - 17/02/2017, 15:18 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Enam remaja berkebangsaan asing berjalan bertelanjang kaki di pematang sawah Desa Wisata Kandri di Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Ditemani seorang pemandu, langkah mereka terhenti di sebuah gubuk tempat sejumlah petani beristirahat.

Berbekal peralatan pinjaman dari para petani, rombongan bule tersebut menuju petak sawah siap panen.

Lucy Steinfort (16), satu di antaranya, tampak agak canggung memegang sabit. Sementara tangan kiri erat menggenggam batang padi. Sekali tebas, batang padi terpotong. Senyum pun mengembang.

(BACA: Mi Kopyok Pak Dhuwur, Kuliner Favorit di Kota Semarang)

Berpindah tempat, Lucy menjajal menanam padi. Badannya pun belepotan lumpur. "It's good. Muddy (Ini menyenangkan. Berlumpur)," kata Lucy.

Lucy dan kawan-kawan adalah siswa program pertukaran pelajar dari Goulburn Valley Grammar School Shepparton Australia di SMP-SMA Krista Mitra, komplek Puri Anjasmoro, Kota Semarang.

Mereka datang bersama 20 siswa lain dari SMP-SMA Krista Mitra, didampingi tiga guru.

Merasakan hidup ala petani dan berkegiatan layaknya penduduk desa bisa dirasakan wisatawan di Desa Wisata Kandri.

(BACA: Kemenpar Lirik Potensi Desa Wisata di Jawa Tengah)

Desa wisata yang terbentuk sejak Desember 2012 itu dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kelurahan Kandri.

Edi Zubaedi, anggota Pokdarwis Desa Wisata Kandri mengatakan, merasakan hidup ala petani merupakan pengalaman yang ditawarkan kepada wisatawan yang datang di Rukun Warga (RW) 1.

"Di Kandri, ada empat RW. Khusus di RW 1, wisatawan bisa mengikuti edukasi pertanian, mulai menanam dan merawat padi, singkong, juga pepaya. Bahkan, kalau datang musim panen, mereka juga bisa ikut memanen," kata Edi.

TRIBUN JATENG/M SYOFRI KURNIAWAN Desa Wisata Kandri di Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Sementara di RW 2, kegiatan wisatawan lebih terpusat untuk outbound. Berbagai permainan mulai tantangan sampai uji adrenalin semisal river tubing, bisa dilakukan.

"Di RW 3 merupakan pusat kesenian tari dan obyek wisata Goa Kreo. Dan, di RW 4, lebih fokus ke kuliner hasil pertanian, terutama olahan ketela. Wisatawan bisa melihat dan ikut praktik membuat getuk dan tiwul. Jadi, di desa wisata ini, wisatawan bisa melihat dan berproses mulai menanam, merawat, memanen, hingga mengolah menjadi berbagai olahan kuliner," jelas Edi.

Lantaran semua kegiatan tak cukup dilakukan sehari, wisatawan bisa tinggal di Desa Wisata Kandri. Namun, Edi menegaskan, tak ada homestay atau penginapan yang akan memanjakan pelancong untuk beristirahat.

"Konsepnya live in. Jadi, tinggal bersama warga, di rumah warga, dan mengikuti kegiatan mereka mulai pagi hingga malam. Yang tinggal di rumah petani ya akan bertani, di rumah peternak yang ikut beternak. Benar-benar merasakan menjadi penduduk pedesaan dalam arti sebenarnya tetapi tetap dengan pengawalan kami," tambah Edi. (Tribun Jateng/M Syofri Kurniawan/Rival Almanaf)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com