JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata I Gde Pitana mengatakan, target kuantitas dan kualitas wisatawan mancanegara adalah dua hal yang penting. Itu berarti tak perlu ada dikotomi (perbedaan) antara kuantitas dan kualitas wisatawan.
"Kedua-duanya penting, dan antara kuantitas dan kualitas (wisman) jangan didikotomikan," kata Pitana dalam Mini Forum Group Discussion (FGD) yang digelar Forum Wartawan Pariwisata (Fowapar) di Hotel Ibis Harmoni, Jakarta, Jumat (17/2/2017).
BACA: BPS: 11,5 Juta Lebih Wisman Datang ke Indonesia
Pitana mengatakan, dua target tersebut berfungsi sebagai pengali. Ia mencontohkan, jumlah kunjungan wisman yang tercatat nantinya bisa dikalikan dengan jumlah pengeluaran sekali berkunjung ke Indonesia.
"Walaupun jumlahnya besar tapi cuma satu, itu percuma. Jumlah (wisman) besar itu penting, ekspenditur per visit (pengeluaran per kunjungan) juga penting. Ekspenditur per visit kalau kata pak menteri, ARGO (average rate per user). Kalau dikalikan menjadi devisa," jelasnya.
"Tingkat kesejahteraan, pengangguran, hingga tingkat gini ratio di daerah pariwisata, misalnya di Bali lebih baik dari rata-rata nasional," katanya.
BACA: Kemenpar Catat 12 Juta Lebih Wisman Datang ke Indonesia
Menurut Pitana, target kuantitas wisman yang ditetapkan 20 juta orang pada 2019 merupakan salah satu dari berbagai target besar di sektor pariwisata.
"Ada target-target lain yang lebih besar, misalnya dari sisi devisa hingga sisi penyerapan tenaga kerja yang diharapkan mampu menampung 13 juta tenaga kerja pada 2019, juga peningkatan PDB dari 4 persen menjadi 8 persen," kata Pitana.
"Kita tidak bisa bilang mengejar kualitas dan kuantitas. Alangkah elok berjalan berbarengan. Tinggal pemerintah memasarkan destinasi karakter dengan kualitas kita arahkan ke Bali, Yogyakarta, dan Gili (Lombok)," tambahnya.
BACA: Rahasia Sukses Thailand Gaet Wisman Terbanyak di Asia Tenggara
Ia mengatakan, untuk destinasi yang berkarakter kuantitas bisa diarahkan ke Medan, Kepulauan Seribu, dan Karimun Jawa. Rika menambahkan, wisman dengan target kuantitas perlahan bisa diarahkan ke luar destinasi Bali.
"Karena kalau juga di ASEAN kita bersaing dengan Thailand dan Malaysia. Kalau yang mengejar kuantitas itu dilarikan ke sana. Sayang juga (kalau dilewatkan). Itu pandangan dari kami pelaku pariwisata," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.