Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuantitas atau Kualitas Wisman, Mana yang Lebih Penting?

Kompas.com - 19/02/2017, 10:02 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata I Gde Pitana mengatakan, target kuantitas dan kualitas wisatawan mancanegara adalah dua hal yang penting. Itu berarti tak perlu ada dikotomi (perbedaan) antara kuantitas dan kualitas wisatawan.

"Kedua-duanya penting, dan antara kuantitas dan kualitas (wisman) jangan didikotomikan," kata Pitana dalam Mini Forum Group Discussion (FGD) yang digelar Forum Wartawan Pariwisata (Fowapar) di Hotel Ibis Harmoni, Jakarta, Jumat (17/2/2017).

BACA: BPS: 11,5 Juta Lebih Wisman Datang ke Indonesia

Pitana mengatakan, dua target tersebut berfungsi sebagai pengali. Ia mencontohkan, jumlah kunjungan wisman yang tercatat nantinya bisa dikalikan dengan jumlah pengeluaran sekali berkunjung ke Indonesia.

"Walaupun jumlahnya besar tapi cuma satu, itu percuma. Jumlah (wisman) besar itu penting, ekspenditur per visit (pengeluaran per kunjungan) juga penting. Ekspenditur per visit kalau kata pak menteri, ARGO (average rate per user). Kalau dikalikan menjadi devisa," jelasnya.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Wisman di Gili Trawangan, Lombok, NTB, siap menaiki kapal cepat menuju Bali, Jumat (25/8/2016).
Ia mengatakan, kualitas wisman bisa diukur lewat beberapa indikator. Pitana menjelaskan, di antaranya adalah indikator kesejahteraan, penurunan tingkat pengangguran, gini ratio atau tingkat kesenjangan, tingkat belanja wisman, hingga lama tinggal wisman yang terdampak oleh pariwisata.

"Tingkat kesejahteraan, pengangguran, hingga tingkat gini ratio di daerah pariwisata, misalnya di Bali lebih baik dari rata-rata nasional," katanya.

BACA: Kemenpar Catat 12 Juta Lebih Wisman Datang ke Indonesia

Menurut Pitana, target kuantitas wisman yang ditetapkan 20 juta orang pada 2019 merupakan salah satu dari berbagai target besar di sektor pariwisata.

"Ada target-target lain yang lebih besar, misalnya dari sisi devisa hingga sisi penyerapan tenaga kerja yang diharapkan mampu menampung 13 juta tenaga kerja pada 2019, juga peningkatan PDB dari 4 persen menjadi 8 persen," kata Pitana.

KOMPAS.com / Wahyu Adityo Prodjo Wisatawan bermain di area Pantai Sindhu yang masih di garis Pantai Sanur, Denpasar, Bali, Sabtu (15/10/2016). Pantai Sanur adalah alternatif wisata saat berkunjung ke Bali.
General Manager PT Baliprima Holidays Rika Larasati sepakat dengan Pitana. Menurut dia, industri pariwisata tak dapat menekankan kepada salah satu bagian.

"Kita tidak bisa bilang mengejar kualitas dan kuantitas. Alangkah elok berjalan berbarengan. Tinggal pemerintah memasarkan destinasi karakter dengan kualitas kita arahkan ke Bali, Yogyakarta, dan Gili (Lombok)," tambahnya.

BACA: Rahasia Sukses Thailand Gaet Wisman Terbanyak di Asia Tenggara

Ia mengatakan, untuk destinasi yang berkarakter kuantitas bisa diarahkan ke Medan, Kepulauan Seribu, dan Karimun Jawa. Rika menambahkan, wisman dengan target kuantitas perlahan bisa diarahkan ke luar destinasi Bali.

"Karena kalau juga di ASEAN kita bersaing dengan Thailand dan Malaysia. Kalau yang mengejar kuantitas itu dilarikan ke sana. Sayang juga (kalau dilewatkan). Itu pandangan dari kami pelaku pariwisata," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com