Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manado Mulai Dilirik Investor Pariwisata

Kompas.com - 23/02/2017, 05:24 WIB

MANADO, KOMPAS.com - Destinasi Manado, Sulawesi Utara, yang semakin ramai dikunjungi wisatawan mancanegara.

Namun masalah amenitas, terutama hotel dan fasilitas akomodasi masih menjadi persoalan di destinasi yang mengandalkan keindahan bawah laut Bunaken dan Selat Lembeh Bitung itu.

“Akses ke Manado semakin terbuka luas. Atraksinya harus didukung oleh kabupaten lain di Sulut. Amenitas inilah yang selama tahun 2016 lalu menjadi bottlenecking,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (22/2/2017).

(BACA: 10 Kuliner Halal yang Wajib Dicicipi di Manado)

Belakangan, keluhan Menpar mulai mendapat jawaban. Setelah ada komitmen beberapa investor yang bergerak di bidang properti dan hotel management yang ingin menanamkan modal di Manado.

Masalah amenitas yang selama ini menjadi kendala besar pengembangan destinasi Manado dan Sulawesi Utara, tidak lama lagi akan teratasi. “Kami mengundang para investor yang bergerak di amenitas untuk membangun fasilitas akomodasi di sana,” kata Arief Yahya.

KOMPAS/LASTI KURNIA Terumbu karang tampak menutupi sejumlah besar bagian luar kapal Mawali yang terdampar di dasar laut perairan Selat Lembeh.
Kabar menggembirakan datang dari Vinsensius Jemadu, Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran Asia Pasifik Kemenpar yang selama ini menangani wisman asal China.

“Ada investor raksasa China yang siap membangun hotel berbintang di Manado. Senin, 20 Februari lalu kami sudah meeting dengan mereka di Gedung Sapta Pesona. Mereka sangat tertarik untuk membangun hotel berbintang di Manado,” kata Vinsensius Jemadu, Selasa (21/2/2017).

Investor yang ingin menanamkan modal di sektor pariwisata itu adalah Jingle Couch International Hotel Co.Ltd. Di Indonesia, jaringan bisnisnya sudah tersebar di Manado, Sulawesi Selatan, Papua, Kalimantan Selatan serta Serang, Banten.  

(BACA: Liburan ke Manado, Simak Dulu Kalender Wisata Tahun 2017)

“Jaringan bisnisnya raksasa. Di Indonesia mereka sudah lebih dulu berinvestasi lewat Semen Conch, perusahaan semen terbesar di China dan salah satu perusahaan semen terbesar di dunia. Untuk amenitasnya, ada Jingle Couch International Hotel yang akan masuk. Dan mereka serius akan mengembangkan amenitas di Manado,” kata Vinsensius.

KOMPAS.COM/RONNY ADOLOF BUOL Salah satu peserta parade kapal dan perahu saat pembukaan Festival Pesona Selat Lembeh yang digelar di Kota Bitung pada tanggal 6 - 10 Oktober 2016.
Keseriusan tadi ditandai dengan kedatangan Managing Director Jingle Couch International Hotel Co.Ltd, Ming Zhang Chun ke Gedung Sapta Pesona Kemenpar, Senin (20/2/2017).

Kedatangan Ming disambut Vinsensius Jemadu bersama Ketua Pokja 10 Top Destinasi Kemenpar, Hiramsyah Sambudhy Thaib.

“Tanggal 25 Februari 2017 langsung dijadwalkan bertemu dengan Gubernur Sulut Olly Dondokambey untuk pembahasan lebih lanjut. Pembangunan amenitasnya akan segera running,” katanya.

Dari data BPS, Sulawesi Utara memang terlihat paling mulus menggaet turis China. Bumi Nyiur Melambai ini berhasil mendatangkan lebih dari 25.000 turis China dalam kurun waktu singkat. Hingga akhir 2016 jumlahnya sudah menembus 30.000 orang. Sampai 2017 diproyeksikan menembus 150.000 orang.

KOMPAS/JEAN RIZAL LAYUCK Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey menyambut rombongan turis asal Tiongkok, di Manado, September 2016 lalu.
Hingga saat ini, ada tiga maskapai yang melayani penerbangan langsung China-Manado yakni Lion Air, Citilink, dan Sriwijaya Air. Garuda Indonesia juga merencanakan direct flight ke China, tepatnya Guangzhou-Manado mulai 2017.

“Sekarang tinggal memperkuat amenitasnya saja. Kalau ini jadi, Manado akan makin kuat pariwisatanya. Bahkan setelah Manado, mereka berniat membangun hotel di destinasi wisata lainnya,” ucap Vinsensius. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com