JAKARTA, KOMPAS.com - Kemampuan pemandu wisata berbahasa Arab dinilai belum menjadi kendala untuk aktivitas wisata di Bali.
Sejauh ini, pelaku pariwisata mulai hotel maupun restoran masih bisa mengakomodir kebutuhan wisatawan dari Timur Tengah seperti dari Arab Saudi di Bali.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau akrab disapa Cok Ace saat dihubungi KompasTravel, Kamis (23/2/2017).
"Jumlah pemandu wisata berbahasa Arab belum banyak di Bali. Jadi sekarang yang terlihat masuk ke Bali sudah bisa bepergian sendiri," kata Cok Ace.
(BACA: Liburan Raja Arab Saudi ke Bali Naikkan Kunjungan Turis Timteng)
Ia menyebut wisatawan Timur Tengah berbeda secara gaya liburan dengan wisatawan dari China.
Menurutnya, wisatawan China di Bali baru membuka diri untuk liburan beberapa waktu yang lalu. "Kalau wisatawan dari Arab itu modern. Mereka bahasanya Inggris," tambahnya.
Ia mengatakan bahasa Arab belum menjadi kendala bagi pelaku pariwisata di Bali. Menurutnya, wisatawan Timur Tengah yang berlibur di Bali masih bisa dilayani dengan bahasa Inggris.
"Untuk Timur Tengah kita targetkan 300.000 sampai 400.000 wisatawan. Market-nya Timur Tengah itu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Qatar," kata Ketua Tim Percepatan Wisata Halal Kementerian Pariwisata, Riyanto Sofyan kepada KompasTravel seusai acara Jumpa Pers Akhir Tahun 2016 Kementerian Pariwisata di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu (21/12/2016).
Menurutnya, pasar turis Muslim mancanegara dari Timur Tengah berada di posisi ketiga berdasarkan prioritas. Riyanto mengatakan target pasar secara jumlah, pasar Asia menjadi nomor satu dan diikuti pasar Eropa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.