Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perekonomian Kampung Warna Warni di Balikpapan Mulai Menggeliat

Kompas.com - 02/03/2017, 17:23 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Numaida, 45 tahun, jualan keripik dan kacang serba rasa kepiting dan cumi-cumi di dalam gang masuk ke Kampung Warna Warni Teluk Seribu di RT 3 Kelurahan Manggar Baru, Balikpapan, Kalimantan Timur.

Ada juga kue ilat (lidah) sapi hingga kue apem ala Banjarmasin tanpa kelapa parut.

Harganya murah meriah. "Bahkan air mineral (600 ml) saja Rp 3.000," kata Numaida, Kamis (2/3/2017).

Ia mengharapkan dagangannya bertahan lama, seiring perkembangan kampung wisata mereka. "Penghidupan ekonomi keluarga akan ikut lebih membaik," katanya.

(BACA: Kampung Warna Warni Teluk Seribu, Obyek Wisata Baru di Balikpapan)

Hampir semua rumah di gang kecil di RT 3 ini memberanikan diri membuka warung jajanan, seperti Numaida, sejak kampung warna warni dan Teluk Seribu dicanangkan akan jadi destinasi wisata baru Balikpapan.

Kampung ini sekitar 20 kilometer dari pusat kota atau kira-kira 30 menit berkendara dengan mobil. Terbangun di tepi muara sungai besar dengan nama Sungai Manggar dan mudah ditemui karena dari kejauhan terlihat rumah-rumahnya semarak warna, saat melintas sebuah jembatan besar.

KOMPAS.com/DANI JULIUS ZEBUA Hampir satu bulan destinasi wisata di Kelurahan Manggar Baru di Kecamatan Balikpapan Timur, Kalimantan Timur ini dibangun. Beberapa warga mulai membuka usaha warung rumahan dengan dagangan berupa pernak-pernik maupun makanan yang menjadi oleh-oleh khas kota minyak.
Tadinya hanyalah kampung tepian sungai terdiri dari 5 RT dengan kondisi kumuh dan suram. Warga hunian sehari-hari sebagai buruh nelayan tangkap, buruh kebun karet, dan sedikit petani.

"Penghasilan rata-rata warga jauh di bawah upah minimum kota," kata Ketua RT 3, Mukhlis Sukarno.

Pemerintah Kota Balikpapan mendadak hadir ke sana menggandeng perusahan cat Avian Brand di awal Februari 2017.

Pemerintah datang dengan niat membangun wisata jalan-jalan menyusuri Sungai Manggar sambil menikmati lebatnya hutan mangrove di Teluk Seribu, sebuah kawasan di bagian muara.

"Karena di dalam sana mudah ditemui habitat asli, seperti monyet hingga bangau. Itu daya tarik wisata kita," kata Firdaus, Ketua Kelompok Sadar Wisata Teluk Seribu.

Karenanya kampung kumuh pun diubah jadi "pintu gerbang" wisata yang menarik. Rumah-rumahnya dipulas jadi semarak sejak satu bulan lalu. Pelukis profesional Balikpapan dilibatkan untuk menghidupkan suasana.

KOMPAS.com/DANI JULIUS ZEBUA Pemkot Balikpapan, Kalimantan Timur menggandeng Avian Brand, perusahaan cat nasional, ikut dalam pengembangan destinasi baru ini. Melalui program CSR-nya, Avian menyumbang lebih dari 5.000 liter cat untuk pembangunan destinasi ini.
Avian memberi gratis sedikitnya 5.000 liter untuk mengecat 235 rumah dengan warna cerah. "Semua ini tidak mengandalkan dana pemerintah," kata Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Balikpapan, Oemy Facesly.

Pokdarwis juga mulai mewarnai dermaga dan kapal untuk meladeni permintaan wisata mangrove. Dermaga ini merupakan titik pemberangkatan kapal bila hendak ke mangrove.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com