Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/03/2017, 16:03 WIB

RENCANA kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Bali selama enam hari, 4-9 Maret, disambut sukacita masyarakat Bali, terutama kalangan pariwisata.

Mereka berharap kehadiran Raja Salman menjadi promosi pariwisata Bali ke seluruh dunia, terutama Timur Tengah, sekaligus menarik minat lebih banyak wisatawan asal Timur Tengah ke Bali.

”Wisatawan asal Timur Tengah yang ke Bali saat ini belum terlampau banyak,” kata Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali Ida Bagus Agung Partha.

Di sisi lain, kehadiran Raja Salman menjadi pemicu pariwisata Bali untuk berbenah.

(BACA: Harapan Gubernur Bali Terkait Kedatangan Raja Arab Saudi)

Maklum saja, karena jumlah wisatawan asal Timur Tengah tidak terlampau banyak, jumlah pemandu wisata yang fasih berbahasa Arab di Bali juga masih sangat terbatas.

Begitu pun sajian makanan cita rasa Arab tak semudah seperti mendapatkan masakan cita rasa Eropa atau China.

”Ini momentum untuk memperbaiki pariwisata Bali,” kata Ida Bagus Agung Partha.

(BACA: Kunjungan Raja Arab Saudi merupakan Berkah bagi Bali)

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah kedatangan wisatawan asal Timur Tengah ke Indonesia pada 2004 sebanyak 35.783 wisatawan.

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN Wisatawan bermain selancar di Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (17/8/2016). Pantai Kuta merupakan obyek wisata pantai paling terkenal di Bali. Wisata ke Bali kini dapat dilakukan siapa pun dengan biaya terjangkau.
Sepuluh tahun kemudian, tahun 2014, naik menjadi 195.518 orang. Paling banyak wisatawan asing yang datang ke Bali masih dari Australia yang pada 2016 mencapai 966.819 orang.

”Kedatangan Raja Arab Saudi memacu kami untuk meningkatkan promosi wisata di negara-negara Timur Tengah,” kata Kepala Dinas Pariwisata Bali Anak Agung Yuniartha Putra.

Bali sangat siap jika menerima wisatawan asal Timur Tengah karena makanan halal sangat mudah didapatkan di Bali.

Destinasi wisata pun sangat beragam sehingga bisa disesuaikan dengan kebiasaan masyarakat Timur Tengah.

”Pembenahan tentu saja harus dilakukan di beberapa sisi,” kata Anak Agung Yuniartha Putra.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com