Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengantar Tukik ke Laut Sawu

Kompas.com - 18/03/2017, 15:22 WIB

Bulan April hingga Desember adalah masa puncak bagi penyu untuk bertelur.

Pada masa puncak itu, tiap malam anggota Gempita terus memantau pergerakan penyu di Pantai Loang. Pemantauan harus dikerjakan dengan berhati-hati karena penyu sangat sensitif terhadap gangguan.

Setelah penyu bertelur dan mulai meninggalkan pantai, para pencinta lingkungan langsung bergerak.

”Meski dilakukan dengan berhati-hati, kami harus bergerak cepat. Predator penyu sangat banyak, mulai dari manusia, ular, kucing, anjing, tikus, kera, hingga abrasi pantai itu sendiri,” ujar Bala.

Selanjutnya, setidaknya empat anggota Gempita menjalankan perawatan harian terhadap telur penyu.

Telur penyu akan ”ditanam” di dalam pasir di dalam kandang dengan kedalaman 40-60 cm. Setelah itu, mereka masih harus merawat tukik sebelum melepasnya ke laut.

Hanya 20 persen

Selama dua tahun Gempita berdiri, telah dilepas sebanyak 8.210 tukik ke laut Sawu. Namun, dari 8.210 tukik yang dilepas, berdasarkan observasi keilmuan harapan hidupnya hanya 20 persen atau mencapai 1.642 ekor.

Tukik yang dilepas sangat riskan terhadap predator di laut. Mereka sangat sulit menyelamatkan diri karena terlalu kecil.

Kini, 400 telur penyu masih dalam proses penetasan di kandang. Dibutuhkan waktu 40-60 hari sebelum telur itu menetas, dan tukik melihat dunia untuk pertama kalinya. Namun, masih dibutuhkan waktu 14 hari lagi di dalam kandang sebelum tukik siap menuju habitatnya.

Pada Minggu (26/2/2017) dilakukan pelepasan 300 tukik yang dihadiri Penjabat Bupati Lembata Sinun Petrus Manuk, pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah, aktivis lingkungan, siswa sekolah menengah, dan masyarakat umum.

”Jangan mendorong tukik masuk laut. Mereka punya insting sendiri, mendatangi laut saat mendengar bunyi desiran gelombang laut. Lihat, mereka berjalan perlahan,” kata Manuk.

Tukik berjalan beramai-ramai saat dikeluarkan dari dalam kandang. Saat tukik pertama masuk laut, hadirin pun bertepuk tangan. Satu per satu tukik itu kemudian masuk ke laut disambut gelombang dan angin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com