Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspedisi WWF Pantau Terumbu Karang Alor dan Flores Timur Dimulai

Kompas.com - 23/03/2017, 17:07 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

ALOR, KOMPAS.com - WWF Indonesia memulai Ekspedisi Terumbu Karang Alor Floating untuk memantau terumbu karang di perairan Alor dan Flores Timur.

Ekspedisi yang diselenggarakan untuk kali kedua ini dilaksanakan dari tanggal 23 Maret hingga 6 April 2017 menggunakan KLM (Kapal Layar Motor) FRS (Floating Ranger Station) Menami.

"Ekspedisi ini mengambil data repetitif, ulangan dari ekspedisi sebelumnya yang dilaksanakan pada tahun 2014 di lokasinya yang sama. Tujuannya untuk melihat bagaimana kondisi terumbu karamg di tahun 2014 dengan 2017," kata Marine Spatial Planning and Monitoring Senior Officer WWF Indonesia, Christian Novi Handayani saat ditemui di kapal KLM FRS Menami, Kamis (23/3/2017).

Membawa 10 orang peneliti, tim Ekspedisi Terumbu Karang Alor Floating akan menelusuri 73 titik pengamatan yang berada di wilayah konservasi maupun di luar konservasi. Titik tersebut bertambah satu dibanding ekspedisi tiga tahun sebelumnya.

Rute perjalanan kapal selama 14 hari akan dimulai dari perairan Kabupaten Alor, kembali ke Kalabahi (Kota Kabupaten alor), kemudian dilanjutkan ke Flores Timur (bagian atas Pulau Flores), dan selesai di Larantuka.

"Potensi perairan di Alor sangat tinggi. Dari data sebelumnya menunjukkan populasi ikan herbivora lebih tinggi dari ikan karnivora, tetapi ini juga bisa menjadi tanda jika perburuan ikan predator (karnivora) di sini cukup tinggi. Mengingat Alor adalah lokasi penangkapan ikan cakalang dan tuna," kata Novi.

Kepala Dinas Perikanan Alor, Rahmin Amhala yang hadir di pelepasan ekspedisi mengucapkan terima kasih atas pelaksanaan Ekspedisi Terumbu Karang Floating Alor. Rahmin mengatakan sepengetahuannya belum ada ekspedisi skala besar yang diselenggarakan.

"Data pertama Dirjen KKP sudah sangat lama tidak berkembang, setelah bekerja sama dengan WWF untuk pembaruan data, dalam rangka melakukan perbandingan data sebelum dan sesudah," kata Rahmin.

Ia menyebutkan data hasil ekspedisi nantinya untuk mempertahankan dan mengembangkan kawasan lebih baik khususnya perlindungan biota laut, baik untuk perikanan tetapi juga untuk pariwisata Alor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com