Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantar, Eksotisme "Negeri di Atas Awan"

Kompas.com - 06/04/2017, 15:39 WIB

SETELAH menaklukkan jalur perbukitan yang terjal dan berkelok selama 40 menit dari Tapir, Kecamatan Seteluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, tersaji pemandangan menawan saat tiba di Desa Mantar.

Dari desa yang terletak sekitar 630 meter di atas permukaan laut itu, terpampang pesona menawan sejauh mata memandang.

Di sebelah barat, terlihat awan putih berarak pelan menyelimuti Gunung Rinjani di Pulau Lombok. Tepat di sisi timur gunung berapi setinggi 3.726 meter di atas permukaan laut itu membentang Selat Alas dengan kemilau air laut yang tenang memantulkan cahaya matahari.

Kapal-kapal penyeberangan terlihat bergantian datang dan meninggalkan Pelabuhan Pototano.

Tampak jelas dari Mantar, tak jauh dari pelabuhan, tersebar delapan pulau kecil (gili) yang disebut Gili Balu. Dari kejauhan, pulau-pulau yang sebagian besar tak berpenghuni itu terlihat cantik dengan pasir putih, laguna, dan hutan bakau lebat.

(BACA: Kejarlah Ombak sampai Sumbawa Barat)

Sekitar 2 kilometer arah selatan Pelabuhan Pototano, di sebagian kawasan pesisir, berjejer tambak udang. Petak-petak sawah tadah hujan berbentuk persegi yang ditanami jagung dan palawija, pun menorehkan perpaduan warna kuning keemasan dan hijau muda.

Petak-petak sawah itu saling berangkai hingga ke kaki-kaki bukit di sisi utara dan timur.

Menyaksikan langsung keindahan itu tidak hanya mengundang decak kagum, tetapi juga suasana menenangkan. Apalagi, saat angin pegunungan berembus pelan.

”Keren sekali!” teriak Jaelani (41), yang pada Minggu (26/3/2017) sore itu datang ke Mantar bersama anggota klub motornya dari Mataram, Lombok.

”Tak sia-sia kami menempuh perjalanan berjam-jam dengan sepeda motor demi sampai kesini,” kata Jaelani.

(BACA: Wabup Sumbawa Barat: Yuk ke Kenawa...)

Tak menunggu lama, Jaelani langsung mengambil telepon pintarnya. Dia lalu mengabadikan momen itu. Setelah puas berswafoto beberapa jepretan, dia mengajak rekan-rekannya berfoto bersama.

Demi mendapat foto terbaik, mereka berpose dengan berbagai gaya. Ada yang berdiri menghadap atau membelakangi pemandangan indah di kejauhan, menghadap ke samping, dan merentangkan kedua tangan ke atas.

”Apa yang saya lihat di media sosial dan membuat saya tertarik ke sini memang benar adanya. Ini luar biasa. Saya akan ke sini lagi dan mengajak anggota klub yang lain,” kata Jaelani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com