Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saatnya Pariwisata Sape Bangkit

Kompas.com - 10/04/2017, 09:51 WIB

LETAKNYA yang berdekatan dengan Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur tak lantas membuat Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, bergairah.

Padahal, Sape punya sejumlah pantai indah berpasir putih, bahkan pulau-pulau kecil di sekitarnya pun sangat menarik. Namun, potensi itu belum bisa dikemas baik.

Jalan Yos Sudarso di Dusun Gudang, Desa Bugis, tampak lengang, Rabu (29/3/2017) menjelang pukul 20.00. Tak banyak warga yang terlihat. Sebagian besar dari mereka rupanya lebih memilih tinggal di rumah dan bercengkrama dengan keluarga masing-masing.

Sekali-sekali, di jalan itu melintas truk yang akan menuju Pelabuhan Sape. Truk itu akan menginap semalam di sana, kemudian keesokan harinya menyeberang sekitar 8 jam menggunakan kapal ke Pelabuhan Labuan Bajo, NTT.

(BACA: Mau ke Komodo, Lewat Sumbawa Saja)

Selain di area pelabuhan, tak ada keramaian yang mencolok. Jangankan kafe, warung-warung kopi pun tak ada. Rumah makan pun ditutup jelang sore.

”Beginilah pemandangan dan suasana Sape di malam hari. Sepi. Jika ingin melihat keramaian, paling Sabtu malam. Biasanya ada pasangan muda-mudi yang nongkrong di sekitar pelabuhan,” kata Burhanuddin (27), tokoh pemuda setempat.

Kondisi Sape seharusnya tidak seperti itu terus. Semestinya ada geliat pariwisata. ”Sekarang, Sape hanya dilintasi sejumlah kecil wisatawan yang hendak ke Komodo,” kata Burhanuddin.

Ahjaf (45), pengelola sebuah losmen di Pelabuhan Sape, menuturkan, kondisi Sape saat ini sangat jauh berbeda dengan tahun 1990-an.

(BACA: Kejarlah Ombak sampai Sumbawa Barat)

Saat itu belum ada penerbangan langsung ke Labuhan Bajo sehingga Sape jadi pintu gerbang utama wisatawan yang akan ke Komodo.

”Saat itu, hanya ada penerbangan Denpasar-Bima. Jadi mau tidak mau wisatawan, terutama wisatawan asing yang akan ke Komodo, harus ke Sape terlebih dahulu. Saat itu, wisatawan asing yang menginap di losmen saya bisa 50-60 orang per bulan. Sekarang, 10 orang saja sudah bersyukur,” ujarnya.

Potensi besar

Sama seperti Burhanuddin, menurut Ahjaf, ketika Pelabuhan Sape tidak lagi menjadi satu-satunya gerbang menuju Komodo, penginapan di Sape seharusnya bisa tetap terisi bila sektor pariwisata di Sape dan sekitarnya berkembang. Sayangnya, itu tidak terwujud.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com