Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petik Buah di Botania Garden Purbalingga

Kompas.com - 20/04/2017, 09:57 WIB

MATAHARI mulai meninggi. Teriknya menyengat kulit. Namun, di bawah naungan pohon jambu biji merah di Botania Garden, Purbalingga, puluhan pelajar SD berlarian dan memanjat pohon itu. Di ketinggian sekitar 1,5 meter, mereka berteriak-teriak kegirangan sambil memetik jambu biji.

”Jambunya manis dan senang bisa memetik buah di pohon. Di rumah tidak ada pohon,” kata Fathul Hidayat (10), pelajar kelas V Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif NU 2 Cipawon, Jumat (24/3/2017), di Botania Garden, Desa Karangcengis, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

Siang itu, Fathul bersama sekitar 50 pelajar dari kelas IV, V, dan VI sekolahnya mengikuti kegiatan belajar di luar sekolah, yaitu mengenal pohon buah-buahan, serta cara memetik buah dengan baik dan benar. Kegiatan itu merupakan bagian dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

”Anak-anak diajak ke tempat ini untuk mengenal lingkungan, terutama hasil kebun, yaitu buah jambu yang memiliki banyak vitamin,” kata Fentri Suvariyatun, salah satu guru MI Ma’arif NU 2 Cipawon.

(BACA: Asyiknya Berwisata Buah Sambil Belajar Cara Menanam Durian)

Tidak hanya pelajar SD, siang itu sekitar 25 anak usia 3-5 tahun yang tergabung dalam Bimbingan Minat Belajar (Bimba) Kejobong, Purbalingga, juga datang untuk belajar mengenal tanaman buah di tempat itu didampingi orangtua dan guru.

”Supaya anak-anak tahu keadaan alamnya seperti apa dan biar tahu seperti apa pohon buah. Kadang anak-anak belum mengerti buah yang ada di pohon dan cara memetiknya,” kata Supriyatin, guru Bimba.

Sebelum para siswa memanjat dan memetik buah pada pohon tersebut, seorang pemandu terlebih dahulu memberi pengarahan bagaimana cara memetik buah yang benar.

”Tangkainya dipegang dengan tangan kiri, lalu buahnya ditarik dengan tangan kanan. Buah jangan langsung ditarik begitu saja, nanti tangkai dan daun-daunnya ikut rontok,” kata Abdul Rozak Amri, yang memandu kunjungan.

(BACA: Selain Pantai, Agrowisata di Bali Disukai Wisatawan)

Amri mengatakan, sebelum berkeliling dan memetik buah langsung dari pohon, anak-anak juga diajak melihat bagaimana cara menanam bibit buah, cara perawatan, dan cara pemanenan.

”Anak-anak tidak hanya jalan-jalan dan petik buah, tapi juga diajak melihat bagaimana menyiapkan lahan, memberi pupuk, dan merawat pohon buah,” kata Amri, yang juga Koordinator Pemasaran Botania Garden.

Botania, kata Amri, merupakan singkatan dari Buah Organik Tani Karangcengis.

Perkebunan buah yang baru dibuka menjadi wisata petik buah awal Maret itu kini mengelola 30 hektar kebun yang terdiri dari pohon jambu biji merah, jambu biji kristal, jambu citra, jeruk, pepaya, dan kelengkeng. Jumlah petani yang dilibatkan mencapai 100 orang.

”Per minggu jumlah pengunjung sekitar 1.100 orang dari sekitar Purbalingga, Banjarnegara, dan Purwokerto,” katanya. Tiket masuk Botania Garden Rp 5.000 per orang.

Harga jatuh

Gagasan mengemas wisata petik buah di kebun petani itu, kata Amri, bermula dari Ikatan Remaja Masjid Darul Muttaqin Desa Karangcengis.

Potensi buah yang melimpah dan harganya yang jatuh saat panen raya membuat para pemuda tergerak untuk membuat paket wisata tersebut.

”Dengan petik buah di tempat, pengunjung bisa mendapat buah yang segar dari pohon dan petani tetap mendapatkan harga yang baik,” ujar Amri.

Total luas lahan pertanian dan perkebunan di Desa Karangcengis mencapai 252,7 hektar. Rinciannya, 59,2 hektar tanaman jeruk, 13 hektar tanaman jambu citra, 35,5 hektar tanaman jambu biji, 6 hektar sayur-mayur, dan 139 hektar padi.

Ahmad Sriyadi (49), salah satu petani yang memiliki 20 batang pohon jambu citra di lahan seluas 500 meter persegi, mengatakan, dengan adanya wisata petik buah tersebut dirinya tetap bisa mendapatkan untung meski tidak ada pengepul yang datang membeli buah.

”Saling melengkapi, kalau tidak ada pengepul, ada pengunjung yang datang memetik dan beli buah,” kata Ahmad.

Di tangan pengepul, kata Ahmad, harga jambu citra per kilogram dihargai Rp 10.000-Rp 11.000. Namun, dengan adanya pengunjung yang datang ke kebunnya, harganya bisa mencapai Rp 14.000 per kilogram.

Dalam satu tahun, pohon jambu citra milik Ahmad bisa berbuah sebanyak tiga kali. Sekali berbuah bisa mencapai 5 kuintal.

Lapangan kerja

Selain petani, sejumlah anak muda di desa tersebut juga mendapatkan lapangan pekerjaan, seperti menjadi pemandu, penjaga loket, dan pengelola tempat wisata dengan upah Rp 35.000-Rp 40.000 per hari.

Saat ini ada tujuh anak muda yang terlibat aktif dalam pengelolaan tempat wisata petik buah itu.

Kepala Desa Karancengis Sunarti mengapresiasi upaya para pemuda untuk mengangkat potensi buah di desanya. Menurut Sunarti, meski buah-buah tersebut dipanen berdasarkan musim, diharapkan wisata tersebut bisa tetap berjalan karena tidak hanya satu jenis buah yang dibudidayakan petani.

”Buah jambu citra biasanya panen pada Februari-Maret, tapi ada juga kelengkeng dan jeruk yang bisa dipanen Mei-Juni. Adapun pepaya dan jambu biji terus berbuah dan tidak musiman. Untuk menjaga kontinuitas, sistemnya bergulir dari kebun yang satu ke kebun yang lain,” kata Sunarti. (MEGANDIKA WICAKSONO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com