BANDUNG, KOMPAS.com - Kurangnya sarana serta infrastruktur transportasi yang terintegrasi di Jawa Barat dan promosi yang kurang gencar dinilai sebagai penyebab kurangnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Jawa Barat.
Tahun ini ditargetkan sebanyak 1,2 juta wisman mengunjungi Jawa Barat.
Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, dalam Rapat Kerja Daerah III Association of Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Jawa Barat di Hotel Hilton Bandung, Rabu (26/4/2017), mengatakan dari 46,1 juta wisatawan yang mengunjungi berbagai obyek wisata di Jawa Barat pada 2016, hanya 1,1 juta di antaranya yang merupakan wisman.
"Jalan darat tidak ada masalah karena kita punya banyak ruas jalan tol juga. Yang masih jadi kendala adalah jalur laut dan udara, makanya dengan dibangunnya Bandara Internasional Jabar di Kertajati dan Pelabuhan Patimban di Subang juga bandara kecil di Pangandaran dan Sukabumi, 2019 Jabar harus jadi destinasi wisata terbesar," kata Deddy.
(BACA: Mengapa Kunjungan Wisman ke Jabar Rendah? Ini Jawaban Wagub Deddy)
Bandara dan pelabuhan, menurut Deddy, harus terintegrasi konektivitasnya dengan jalan tol dan jalan raya dengan baik.
"Jawa Barat ini punya banyak sekali obyek wisata, potensinya sangat besar. Tinggal konektivitasnya, ditunjang dengan promosi gencar dan penawaran paket-paket wisata yang variatif, kita harus siap dengan ledakan jumlah wisatawan," katanya.
(BACA: Ke Bandung? Jangan Lupa Belanja 5 Oleh-oleh Ini)
Selain ratusan obyek wisata di Jawa Barat yang selama ini selalu dikunjungi wisatawan, lanjut Deddy, Pemprov Jawa Barat tengah berupaya menjadikan Geopark Ciletuh di Sukabumi menjadi UNESCO Global Geopark.
Selain promosi yang gencar, Ciletuh pun didorong untuk menjadi venue surfing pada Asian Games 2018.
Kurang gencarnya promosi, menurut Budijanto, terlihat dari tidak adanya obyek pariwisata Jawa Barat yang masuk pada 10 destinasi pariwisata baru Indonesia 2016.
Selain itu obyek wisata Jawa Barat tidak muncul dalam iklan-iklan yang ditayangkan dalam program Visit Indonesia tahun lalu.
"Pada 2016, pertumbuhan pariwisata Jawa Barat sempat mandek dan baru pada pertengahan tahun meningkat. Dengan dukungan promosi oleh Pemprov Jabar, lobi yang baik dengan pemerintah pusat dan pihak lainnya, kita bisa sangat maju ke depannya," katanya.
Pemerintah, lanjut Budijanto, didorong untuk menciptakan pariwisata yang berkualitas yakni pariwisata yang tidak hanya menimbulkan kemacetan di jalan raya, melainkan membuat para wisatawan menginap di hotel, berbelanja, makan di restoran, dan menggunakan transportasi umum.
Budijanto menambahkan, jalanan macet dan transportasi umum yang kurang terintegrasi dan konsisten di Jawa Barat, terutama yang menuju obyek wisata, menjadi keluhan utama wisman. (Tribun Jabar)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.