Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Indonesia Menjadi Destinasi Wisata Halal Terbaik di Dunia

Kompas.com - 04/05/2017, 06:21 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai masalah di Indonesia menghambat pengembangan industri pariwisata halal. Sebut saja tentang sertifikasi halal untuk restoran.

Menteri Pariwisata Arief Yahya pun selalu berulang kali menyebutkan permasalahan terkait sertifikasi halal baik dalam forum resmi maupun perbincangan dengan wartawan. Salah satunya ketika acara "Launch GMTI 2017 #220by2020" di Jakarta, Rabu (3/5/2017).

"Kelemahan Indonesia itu sudah merasa halal. Kita (Indonesia) merasa tak harus disertifikasi. Padahal customer mau itu (sertifikasi)," kata Arief dalam sambutannya.

Di sisi lain, Arief bersikukuh untuk membawa Indonesia ke level yang lebih tinggi dalam hal wisata halal. Ia menargetkan Indonesia bisa menduduki peringkat pertama pada Global Muslim Travel Index pada tahun 2018.

(BACA: Indonesia Peringkat Ketiga Destinasi Halal Dunia)

Lalu, hal apa yang mesti dilakukan oleh Indonesia agar bisa menjadi yang terbaik di kancah wisata halal dunia? 

Arief menginstruksikan kepada pelaku industri untuk agar memakai standar global. Menurutnya, standar global akan meningkatkan daya saing industri secara internasional.

Sendy Aditya Saputra Senja di Pulau Panjang, Aceh Singkil
Chief Executive Officer CrescentRating & HalalTrip, Fazal Bahardeen salah satunya menekankan pada proses komunikasi antara pelaku industri dan wisatawan. Ia menyebut pelaku industri mesti menjelaskan tentang makanan halal.

"Saya rasa secara keseluruhan halal food communication. Jadi display mana halal dan non halal kepada pengunjung," jelasnya.

(BACA: Potensi Wisata Halal Besar, Patut Dikembangkan)

Ia juga menyarankan Indonesia agar memperkuat konektivitas udara secara langsung dari negara-negara asal wisatawan Muslim. Kemudian, Fazal juga menyarankan agar Indonesia membuat kesadaran bersama secara internal dan eksternal.

"Internal untuk memastikan pelaku industri pariwisata, pasar wisatawan Muslim itu adalah pasar yang besar. Itu bukan pasar wisata agama tapi halal market. Lebih ke gaya hidup. Kemudian, komunikasi ke dunia luar," jelas Fazal seusai acara.

Kompas.com/Andreas Lukas Altobeli Ayam pop di Restoran Family Benyeng Indah, Bukittinggi.
Berdasarkan studi Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2016, total jumlah wisatawan Muslim dunia mencapai 117 juta pada 2015.

Jumlah itu diperkirakan terus bertambah hingga mencapai 168 juta wisatawan pada 2020 dengan pengeluaran di atas 200 miliar dollar AS atau sekitar Rp 2,6 triliun.

Potensi wisata halal sendiri diperkirakan akan terus tumbuh. Fazal memprediksi bahwa pada tahun 2020, jumlah wisatawan akan tumbuh menjadi 156 juta turis dengan pengeluaran mencapai 220 miliar dollar AS. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com