KOMPAS.com - Apa sih makanan khas Selandia Baru? Ketika ditanyakan hal ini ke warga lokal, sebagian besar menjawabnya dengan bingung. Sebab, masyarakat Selandia Baru merupakan gabungan dari berbagai bangsa. Inilah negara dengan banyak pendatang.
(BACA JUGA: 5 Camilan khas Selandia Baru, Enak Dinikmati Saat Musim Panas)
Anda dengan mudah menemukan kedai sushi khas Jepang hingga makanan India. Namun, beberapa orang sepakat, makanan berikut wajib Anda coba saat liburan di Selandia Baru.
1. Domba
Konon lebih banyak domba daripada manusia di Selandia Baru. Daging domba di Selandia Baru merupakan kualitas ekspor dengan jaminan mutu. Anda wajib makan daging domba saat di Selandia Baru.
Sangat mudah menemukan steak daging domba atau yang paling tenar iga domba dibakar. Nyaris semua restoran di Selandia Baru menyajikan olahan domba. Teksturnya lembut dan tak berbau amis. Dijamin bikin ketagihan.
Selain daging domba, coba juga aneka steak dari daging sapi. Daging sapi juga merupakan komoditas andalan Selandia Baru.
Selandia Baru bisa dibilang negara kepulauan. Jadi, wajib mencicipi aneka hidangan laut. Di sini, hidangan laut begitu segar. Tiram segar harus dicoba. Segar dan tanpa bau amis. Cukup diberi perasan lemon. Tekstur yang kenyal bisa bikin ketagihan.
Tiram Bluff merupakan salah satu yang terkenal. Harganya memang lebih mahal dibanding tiram dari Lautan Pasifik lainnya.
Pilihan lain adalah Tuatua atau kerang asli kawasan Selandia Baru. Bentuknya pipih dengan tekstur yang halus.
3. Hangi
Makanan tradisional khas orang Maori, bangsa pertama yang menetap di Selandia Baru. Orang Maori diperkirakan datang ke Selandia Baru pada abad ke-13 dan berasal dari Polinesia. Saat itu, Selandia Baru belum dihuni manusia. Bangsa Eropa sendiri baru masuk pada abad ke-17.
Hangi sendiri lebih merujuk pada teknik memasak khas orang Maori. Bahan-bahan mentah dimasak dengan cara dikubur dengan teknik pengasapan. Biasanya bahan yang digunakan adalah ayam, daging sapi atau babi, kentang, dan sayuran keras seperti wortel, hingga jagung.
Sekilas seperti sistem kukusan berpadu dengan teknik pengasapan. Bahan-bahan dibungkus daun dan ditaruh di anyaman keranjang. Lalu diletakkan di dalam lubang yang sudah diberi batuan panas dan dikubur. Sering pula “dikukus” dengan panas bumi alami.