Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cincau Merah, Pernah Coba?

Kompas.com - 07/05/2017, 09:08 WIB

KOMPAS.com - Bagaimana tampilan es cincau yang biasa Anda minum? Cincau biasanya berwarna hijau atau hitam. Olahan daun ini sangat menyehatkan utuk tubuh. 

Namun lain halnya jika cincau diberi warna merah menggunakan bit. Inilah yang dilakukan oleh Aulia Fadhillah, mahasiswi Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. 

Cimewah, begitu nama cincau merah buatan Aulia. Cincau yang diberi sari buah bit ini menjadi berwarna merah kecoklatan. Aulia bahkan menambahkannya dengan es krim vanila, stroberi, atau cokelat dan taburan seres.

"Buah bitnya kami petik sendiri dari pohonnya," ujar Aulia saat ditemui di kampus UPI, Jalan Setiabudi, Bandung.

Tak mudah baginya mendapatkan warna merah alami untuk membuat cincau. Aulia berkali-kali mencoba beragam bahan seperti buah naga merah dan rosela. Namun, hasilnya tidak sesuai harapan.

TRIBUNJABAR/ISA RIAN FADILAH Es cincau merah.

Setelah mencoba menggunakan buah bit, ia cukup puas dengan struktur rasanya yang tak terlalu berubah dibanding cincau hijau biasa. Terlebih lagi, khasiat buah bit yang baik bagi kesehatan organ hati dan mampu membersihkan racun membuatnya mantap menggunakan buah bit sebagai bahan cincau.

Ia mengaku telah melakukan studi pustaka dan riset lainnya untuk bisa mendapatkan pewarna merah alami.

"Kami cari-cari jurnal referensi, tanya ke dosen kimia, cari pewarna merah yang alami dan paling bagus untuk makanan. Lalu akhirnya kami menemukan buah bit," ucap mahasiswi angkatan 2015 ini.

Awalnya Cimewah dibuatnya untuk memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan. Setelah itu, ia memutuskan untuk mengikuti program mahasiswa wirausaha dengan memasukkan proposal tentang cincau merah buatannya.

Ketekunannya membuat cincau merah mengantarkannya meraih beasiswa wirausaha tingkat kampus dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Cimewah menjadi salah satu dari 50 mahasiswa yang mendapatkan dana bantuan. Dana tersebut kemudian digunakan untuk mengembangkan Cimewah.

"Cimewah masih dalam tahap pengembangan. Ke depan, rencananya kalau misalnya sudah bisa produksi lebih banyak, kami bakal bikin kafe di masing-masing daerah dulu yang pusatnya di Bandung," katanya.

Cimewah masih diproduksi untuk kegiatan tertentu. Sejauh ini, cimewah telah diperkenalkan di berbagai kegiatan kampus dan PPM Daarut Tauhid.

"Kami baru jual di hari-hari tertentu, kemarin baru jadi sponsor di jurusan BK, PKK, dan sekarang Tata Boga," katanya. (TRIBUNJABAR/ISA RIAN FADILAH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com