Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warung Masakan Jawa "Mixed" Kalimantan Milik Istri Butet Kertaradjasa

Kompas.com - 15/05/2017, 06:09 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Bicara soal wisata kuliner, Yogyakarta kini tak hanya identik dengan gudeg. Banyak kuliner khas lainnya yang bisa dicicipi saat menyambangi kota budaya ini.

Seperti yang ada di Jalan Tirtodipuran, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Di jalan yang lokasinya tak jauh dari Alun-alun Kidul itu, terdapat warung yang menyajikan masakan rumahan. Warung yang buka tahun 2011 itu menyuguhkan masakan Jawa campur Kalimantan.

Antara lain Eyem Penggeng, ayam kampung yang direbus dengan bumbu tradisional dan santan kelapa. Kuah arehnya mengental dan rasanya gurih. Konon makanan tradisional Klaten itu sejatinya memiliki disebut ayam panggang. Makanan itu lebih dikenal eyem penggeng lantaran penjualnya menjajakan dengan suara sengau.

Eyem penggeng sebagai makanan yang menjadi menu favorit di warung ini dihargai Rp 30.000-Rp 32.000. Tak hanya eyem penggeng, warung yang menunya merupakan buatan Ruliana Isfihana Basuni, istri dari Butet Kertaredjasa itu juga menawarkan nasi rames dengan berbagai topping.

Antara lain nasi campur ayam bakar suwiran, nasi campur lele njingkrung, nasi campur paru ketumbar, nasi campur lidah, nasih campur baceman kambing, dan nasi campur terik daging sapi.

Para vegetarian yang ingin mencicipi makanan khas Jawa campur Kalimantan juga bisa menikmati sayur lodeh, sayur asem, dan nasi pecel. Jangan lupa mencicipi Sambal Kutai, sambal bercampur terong, kacang panjang, petai, tempe, dan udang. Semua bahan itu diolah dengan aneka bumbu khas Kalimantan.

Hidangan minuman yang ditawarkan pun tradisional seperti es kopyor, jeruk keprok, teh hitam, teh rempah, dan lainnya. Harga makanan dan minuman di warung itu terjangkau mulai dari Rp 6.000 sampai Rp 34.000.

Ruliana mengatakan bahwa semua makanan menggunakan bahan baku lokal. Ia pun harus mendatangkan ikan patin dan sayuran dari Kalimantan untuk menjaga cita rasa makanan buatannya.

Menurutnya, makanan yang ditawarkan di warungnya itu sebagian besar santapan kesukaan suaminya.

"Menunya orang-orang tahu dan mengerti. Jenis makananya rumahan, kalau rasa tidak melulu manis tapi juga campur pedas juga," kata Ruliana ketika ditemui di warungnya, Sabtu (13/5/2017).

Warung Ruliana itu bernama Warung Masakan Omah Bu Ageng. Belakangan diketahui bahwa Butet-lah yang memberikan nama dengan sebutan Warung Masakan Omah Bu Ageng. Konon, pemberian nama Ageng itu merupakan nama tokoh dari cerita Umar Khayam di koran lokal di Yogyakarta. Ageng merupakan tokoh yang memiliki prinsip makan tidak makan yang penting kumpul.

"Memang sengaja tidak ada unsur nama saya di warung ini. Agar yang datang ke sini itu bukan karena nama saya, tapi produknya," kata Butet menambahkan.

Warung yang buka pukul 11.00 sampai pukul 23.00 WIB itu berada di pinggir Jalan Tirtodipuran, serta mudah diakses berbagai macam kendaraan. Tapi sebaiknya pengunjung datang dengan mengendarai kendaraan umum. Sebab warung yang ramai pengunjung itu minim lahan parkir.

"Kalau pengunjung dari mana-mana yang datang. Ada dari Bali, Jakarta, Semarang, dan Jawa Timur. Bule juga banyak yang datang, mungkin mereka tahu dari browsing," ujar Butet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com