BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Daihatsu

Jurus Nyaman Jalan-Jalan ke Bandung Kata Ridwan Kamil

Kompas.com - 24/05/2017, 14:55 WIB
Dimas Wahyu

Penulis

Sumber kompas.com

KOMPAS.com - Aneka kuliner rumahan, jajanan-jajanan unik, rumah-rumah tua arsitektural, hingga bermacam tempat rekreasi menjadi sekian dari alasan mengapa Bandung jadi salah satu tujuan warga Jabodetabek saat akhir pekan, atau ketika tanggal merah datang berderet-deret.

Namun, Bandung juga terkenal dengan kemacetannya. Wilayah yang punya destinasi wisata dari pusat kota sampai kabupaten ini menduduki posisi ke-2 dari 9 kota besar termacet di Indonesia setelah Jakarta, bahkan menjadi kota ke-3 dari 36 kota termacet di Asia pada tahun 2016, menurut data penelitian lembaga analisis kemacetan INRIX asal Amerika Serikat.

Walau begitu, jangan urung jalan-jalan ke Bandung melepas stres. Ada tips dari Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan ada juga tips-tips lainnya yang akan dipaparkan di bawah ini.

Semuanya soal atur-atur arah, waktu, hingga atur-atur tempat-tempat yang akan dituju.

1.    Tidak harus lewat Pintu Tol Pasteur

Memang, akses pertama via jalan tol yang akan ditemui kala masuk ke Kota Bandung adalah Pintu Tol Pasteur. Karena itu pula, banyak yang berbelok ke sana sehingga tidak jarang pintu tol ini padat akan kendaraan.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil saat berbincang dengan Kompas.com di Gedung Kompas Gramedia, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Senin (15/5/2017).

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berpesan agar para wisatawan tujuan Kota Bandung memanfaatkan akses-akses lainnya karena secara total kota itu punya lima pintu tol.

“Ada empat pintu gerbang lain, jadi enggak lalu di Pasteur lagi, Pasteur lagi. Masuk Bandung itu ada Pintu Pasir Koja, Kopo, ada Buah Batu, ada Mohammad Toha,” ujarnya saat datang ke kantor Kompas.com, Senin (15/5/2017).

2.    Main di kampung

Pilihan jalan-jalan ke Bandung juga tidak melulu berkutat di pusat kota. Masyarakat bisa bermain ke kampung-kampung kreatif yang telah dibangun, seperti Kampung Kreatif Dago Pojok dan Kampung Wisata Sablon.

(Baca: Menyapa Karya nan Setia dari Labirin Kota)

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO Jembatan layang khusus pejalan kaki dan pedagang kaki lima yang bernama Teras Cihampelas dibangun di atas Jalan Cihampelas, Bandung, Jawa Barat, dan mulai digunakan Rabu (1/2/2017). Jembatan setinggi 4,6 meter, lebar 9 meter, dan panjang 450 meter di atas jalan raya ini merupakan solusi penataan pedagang kaki lima di tengah sulitnya mencari lahan.

“Nah, (coba) datanglah ke Bandung dengan cara yang baru. (Selain perkotaan) eksplor kampung-kampung yang kreatif di Bandung. Bandung juga sudah menghadirkan suasana dan infrastruktur baru. Ada Teras Cihampelas,” ujar Ridwan Kamil.

3.    Hindari waktu libur

Selain dua tips dari Ridwan Kamil di atas, ada tips lain soal atur-atur waktu. Ini menjadi penting karena kemacetan di Bandung kerap terjadi pada musim libur. Salah satunya tercatat pada akhir tahun 2015.

Kemacetan tercatat di daerah-daerah wisata, terutama di dataran tinggi yang jalannya umumnya tidak terlalu lapang.

"Jumlah total kendaraan dari Bandung menuju Lembang dan arah sebaliknya mencapai 57.602 unit," ucap Kepala Seksi Manajemen Rekayasa Jalan dan Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung Barat, Ahmad Fauzan Azima, seperti dikutip dari Kompas.com.

(Baca: Libur Panjang Arus Lalu Lintas di Bandung Utara Macet Total)

Kesimpulannya, jika kita ke Bandung pada saat hari biasa, misalnya libur atau cuti dulu dari pekerjaan, kegiatan perkuliahan, atau aktivitas harian lainnya, maka kena macet saat bepergian ke Bandung bisa dihindari.

Namun jika jalan-jalan ke Bandung tetap dilakukan pada musim libur, maka bersiap-siaplah untuk menyia-nyiakan bahan bakar mobil, kecuali mungkin jika pakai mobil yang mesinnya kecil, semacam low cost green car (LCGC).

4.    Bawa mobil pribadi dan GPS

Mengendarai mobil pribadi ke Bandung sama artinya dengan seleluasa mungkin mengunjungi berbagai tempat kuliner.

Suka-suka kita, mau jalan sajian sate dan gule klasik di HM Harris, kopi Aroma, atau Colenak Murdi Putra di Bandung Tengah, lanjut ke Saung Angklung Udjo di Bandung Timur, maupun ke Farm House atau Floating Market di Bandung Barat.

KOMPAS/PRIYOMBODO Colenak Murdi Putra Bandung menawarkan tiga rasa, yaitu orisinal, nangka, dan durian.

Asalkan tahu jalan, maka kita bisa ke mana saja di Bandung. Makanya penting sekali punya GPS saat perjalanan supaya tahu titik macet, tahu posisi tempat tujuan kalau-kalau agak lupa, atau karena memang sama sekali tidak tahu rute ke sana.

Supaya gampang, colok saja kabel aux dari smartphone ke audio mobil yang biasanya ada di perangkat audio dengan fasilitas USB dan CD supaya bisa mendengarkan arahan jalan dari GPS di smartphone. Jadi, tangan tetap di setir sambil terus cari alamat.

KompasOtomotif-Donny Apriliananda Interior naik kelas, ada audio 2DIN layar sentuh dan tombol pengatur pada setir.

Mobil-mobil modern zaman sekarang sudah pakai audio 2 DIN dengan layar sentuh sehingga umumnya sudah dibekali fitur Bluetooh Pairing. Dengan begitu, GPS di smartphone bisa tayang di layar yang lebih lebar dari smartphone, dan suara penunjuk arah dari smartphone bisa didengarkan di sistem audio bawaan mobil.

Namun, cara itu pun tidak berarti kita perlu mobil yang mahal-mahal, bahkan bisa di LCGC. Contohnya saja New Daihatsu Ayla yang punya perangkat audio USB dan CD dengan colokan kabel aux untuk meneruskan suara perintah GPS dari smartphone. Ada juga varian Ayla Deluxe yang sudah dipasangi layar sentuh audio 2 DIN yang bisa Bluetooth pairing.
 


Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com