Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencicipi Daging-daging Sapi Australia yang "Endes" Rasanya

Kompas.com - 01/06/2017, 03:32 WIB
M Latief

Penulis

VICTORIA, KOMPAS.com - Senja baru saja menutupi langit Melbourne. Diiringi gerimis, suhu di kota itu menunjukkan angka 9 derajat, dan dinginnya seketika mulai menusuk-nusuk kulit.

Di antara gang-gang sempit, berjejer restoran yang mulai ramai pengunjung. Salah satunya Pastuso, yang ada di ujung jalan setapak 19 ACDC Lane.

Di tempat ini, --satu dari sekian ribu restoran yang di Australia, para penggemar makanan lezat usai jam kerja menghabiskan waktu dan menuntaskan rasa laparnya. Satu lagi, untuk mengusir dingin yang makin malam makin membeku!

Rasa dingin membeku itu memang sontak luluh, terutama begitu sang juru masak restoran, Aljendro, menghidangkan menu utama Argentine Beef Cuts, yakni satu kilo iga sapi atau rib eye. Warnanya merah, dengan asap mengepul di piring.

"Ini daging sapi segar dari desa peternakan Gippsland yang terkenal di Victoria. Umurnya tiga puluh hari di dalam tempat penyimpanan kami, dan selama itu sudah diberi garam agar menyerap rasanya hingga kami hidangkan malam ini untuk Anda," ujar Alejandro kepada Kompas.com, Rabu (31/5/2017).

Meski menjual citarasa Peru, Pastuso memang bukan restoran Peru sejati, yang membuat benak tiap orang menebak restoran ini hanya akan dipenuhi masakan bercitarasa Amerika Latin.

Semua menu internasional ada di sini, mulai Amerika, Eropa hingga Jepang. Tapi, khusus menu steak, dia memainkan citarasa Amerika latin dengan daging sapi segar dari peternakan di Negara Bagian Victoria, Australia.

"Anda boleh punya pengalaman makan di mana pun, tapi di sini kami ingin buktikan bahwa grass-fed beef ini benar-benar empuk dan kaya kelezatan rasa," ucap Alejandro.

Benar saja. Tak kurang dari 15 menit, sepiring besar isi satu kilo iga sapi itu tandas, dihabiskan hanya oleh tiga orang.

M LATIEF/KOMPAS.com Istilah grass-fed beef atau daging sapi yang hanya diberi pakan rumput paling terkenal datang dari Australia, terutama dari Victoria. Sebanyak 2/3 dari total produksi daging sapi dan domba Australia diberi pakan rumput-rumputan.
Rendah lemak

Istilah grass-fed beef atau daging sapi yang hanya diberi pakan rumput paling terkenal datang dari Australia, terutama dari Victoria. Sebanyak 2/3 dari total produksi daging sapi dan domba Australia diberi pakan rumput-rumputan.

Tak heran, untuk urusan perut, kelebihan dari kualitas pakan sapi itu mempengaruhi kenikmatan sajian kuliner daging. Bukan saja racikan Alejandro, salah satu chef atau pakar memasak asal Australia, Tim Hollands, juga membuktikan kebolehannya mengolah daging segar itu di South Melbourne Market.

"Cara memotong dan menyajikan sudah pasti tiap chef punya perbedaan tersendiri, tetapi khusus untuk pilihan daging terbaik sudah barang tentu datang dari wilayah di tenggara Australia ini. Daging sapi yang memakan pakan rumput-rumputan ini menghasilkan daging sapi yang rendah lemak," ujar Tim. 

Hal itu dibenarkan oleh Amelia Fyfield, Senior Trade Manager, Food and Fibre Department of Economic Development, Jobs, Transport, and Resources Negara Bagian Victoria. Sekitar seperempat ekspor produk makanan Australia berasal dari Victoria, dan daging sapi pakan rumput adalah andalannya.

Amelia menjelaskan, Victoria adalah eksportir nomor satu produk makanan dan serat Australia, dengan ekspor senilai 11,6 miliar dollar AS pada 2014-2015. Sektor ini mempekerjakan lebih dari 190.000 orang di seluruh negara bagian.

M LATIEF/KOMPAS.com Salah satu chef atau pakar memasak asal Australia, Tim Hollands, juga membuktikan kebolehannya mengolah daging segar itu di South Melbourne Market.
Dari produk pertanian dan peternakan di desa-desa di Victoria inilah kemudian berkembang menjadi sajian kuliner yang mengesankan bukan saja di Australia sendiri, tapi juga dunia, termasuk Indonesia. Jakarta dan Denpasar, Bali, adalah dua pasar utamanya di Indonesia.

"Khusus grass-feed beef, Indonesia adalah pasar terbesar keempat setelah Amerika Serikat, China, dan Jepang. Sebagian besar restoran dan hotel di Indonesia, yaitu Jakarta dan Denpasar menawarkan daging sapi di antara menu-menu makanan mereka," ujar Amelia.

Saat ini, lanjut Amelia, Jakarta masih merupakan fokus yang jelas untuk ekspor daging segar pakan rumput Victoria. Apalagi Denpasar, lanjut dia, yang saat ini dinillai kuat di sektor pariwisata internasional yang punya konsentrasi tinggi dengan hotel bintang lima hotel dan restoran yang menyuguhkan hidangan premium.

Artinya, benar-benar dari desa-desa kecil di Victoria, daging sapi segar pemakan rumput itu melanglang buana menjadi santapan lezat warga dunia. Tak cuma milik wisatawan yang datang ke Australia. "Endes"-lah rasanya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com