MANILA, KOMPAS — Martabak manis mewakili Indonesia di pentas kuliner tingkat dunia. Dalam Jambore World Street Food Congress 2017 yang sudah berjalan dua hari, makanan itu menjadi jajanan paling diminati oleh para pemburu makanan di Manila, Filipina.
World Street Food Congress merupakan acara tahunan yang diadakan Makansutra, lembaga nonpemerintah asal Singapura yang peduli pada kuliner lokal bernilai sejarah di seluruh dunia. Tahun ini, acara itu diselenggarakan di Manila, mulai Rabu (31/5/2017) hingga Minggu (4/6/2017).
Mengusung tema "Re-imaginating Possibility", forum ini mengajak penikmat dan pelaku kuliner kaki lima untuk meluaskan pemikiran dan meraih impian mereka. Dua tahun terakhir, acara itu disponsori oleh Badan Pariwisata Filipina.
(BACA: Semerbak Harum Martabak Durian...)
Ada 13 negara yang berpartisipasi dalam acara itu, di antaranya Indonesia, Singapura, Thailand, Malaysia, Vietnam, Filipina, Meksiko, Amerika Serikat, dan Jerman.
Wartawan Kompas, Siwi Yunita Cahyaningrum, dari Manila, Filipina, melaporkan, pada kongres itu, Indonesia mengenalkan kuliner martabak manis Buyung San Francisco, siomay Ayu dari Bandung, dan iga babi bakar dari Bali.
Hingga dua hari ini, martabak manis menjadi gerai terlaris di jambore tersebut. Antrean pembeli mengular sejak gerai dibuka pukul 16.00. Mereka rela antre sejam lebih demi mendapatkan martabak dengan toping cokelat, keju, red velvet, dan macha tersebut.
(BACA: Martabak Durian Keju, Paling Favorit di Martabak Cendana)
Jefry Junus, koordinator gerai Indonesia, mengatakan, Rabu lalu, gerai martabak terpaksa tutup lebih awal karena kehabisan bahan.
"Sekitar pukul 20.00, kami terpaksa tutup lebih cepat tiga jam lebih dari jadwal seharusnya," katanya seraya menyebut total ada 350 piring terjual.
Tahun lalu, martabak manis juga menjuarai jambore kuliner dunia tersebut. Antrean di gerai martabak kala itu, Markobar, bahkan mencapai 1 km lebih. Markobar mencatat penjualan terlaris pada jambore World Street Festival Congress 2016.
Tarik wisatawan
Negara-negara di ASEAN kini menjadikan wisata kuliner sebagai primadona untuk menggaet wisatawan. Filipina, misalnya, dua kali bekerja sama dengan Makansutra untuk mengadakan kongres kuliner dunia.
Salah satu tujuannya adalah mengajak orang datang ke negara itu dan mencicipi kuliner mereka.
"Kami menyasar negara-negara ASEAN dan Amerika Serikat. Saat di Filipina mereka bisa mengikuti wisata kuliner ke perdesaan atau mendapatkan suasana asli Filipina," kata Baby de Luna-Landan, perwakilan dari Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition Departemen, Badan Promosi dan Turisme Filipina.
Negara lain yang juga bergerak di bisnis kuliner adalah Thailand. Odelia Wineke, penulis buku dan pengamat kuliner halal dari Indonesia, mengatakan, Thailand sudah memopulerkan kuliner halal untuk menguasai pasar dunia. Di sana ada lembaga sertifikat halal dan menjadi produsen kuliner halal terbesar di dunia.
KF Seetoh, pendiri Makansutra, mengatakan, Singapura lebih dulu menarik wisatawan dengan kulinernya. Salah satu yang berhasil mereka bentuk adalah pusat jajan kaki lima di Gluttons Bay.
Pusat jajanan kaki lima itu ditata dan terjaga kebersihannya sehingga pengunjung nyaman di tempat tersebut.
Anthony Bourdain, chef asal New York, Amerika Serikat, bahkan berencana mengadopsi pusat jajanan kaki lima itu ke AS. (NIT)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.