Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balige Menangkap Potensi Wisata

Kompas.com - 13/06/2017, 06:14 WIB

BALIGE, KOMPAS.com - Tiga tahun lalu, Pantai Lumban Bulbul di tepi Danau Toba, tepatnya di Balige, ibu kota Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, dipenuhi semak rumput dan bambu. Warga yang menggantungkan hidup pada pertanian dan perikanan terperangkap jerat kemiskinan.

Kini, semak belukar disulap menjadi pasir putih. Kapal-kapal wisata berseliweran di danau, rumah makan, dan pondok berjejer di tepi danau. Rumah warga berubah jadi rumah tinggal sewa.

Pantai Lumban Bulbul adalah salah satu destinasi favorit di Balige. Destinasi itu berkembang setelah Danau Toba ditetapkan menjadi satu dari 10 destinasi unggulan nasional.

Penetapan itu membuka akses langsung ke Danau Toba lewat penerbangan langsung Jakarta-Silangit. Wisatawan dari Jakarta hanya butuh dua jam ke kawasan Danau Toba.

(BACA: Bukan Hanya Ubud, Balige Pun Miliki Hamparan Sawah Memesona)

Balige berjarak 18 kilometer dari Bandara Silangit, atau 30 menit perjalanan darat. Akses mudah membuat kota di jalur lintas Sumatera ini menerima limpahan wisatawan. Warga menyambutnya dengan membenahi destinasi wisata.

Kesibukan warga tampak pada Jumat (9/6/2017). Di sepanjang pantai pasir putih sepanjang 860 meter, warga Pantai Lumban Bulbul sibuk melayani wisatawan.

Ada juga yang memperbaiki bangunan rumah makan dan pondok. Beberapa tampak membuat bangunan baru. Warga lain melayani wisatawan mengitari Danau Toba dengan kapal dan banana boat.

”Pariwisata membawa kami keluar dari lingkaran kemiskinan,” ujar Ketua Kelompok Sadar Wisata Pantai Pasir Putih Lumban Bulbul, Parluhutan Simangunsong.

(BACA: Liburan ke Danau Toba, Ini Kalender Pariwisata Sepanjang 2017)

Parluhutan mengatakan, pada 2014, Pantai Lumban Bulbul, yang terletak di Desa Lumban Bulbul adalah semak belukar. Perairan dipenuhi keramba jaring apung.

Anak-anak di desa banyak yang putus sekolah dan kekurangan gizi karena kemiskinan. Pendapatan sebagian besar masyarakat tak lebih dari Rp 1 juta per bulan per keluarga.

Warga lalu bermusyawarah dan sepakat membangun Lumban Bulbul menjadi destinasi wisata. Mereka urunan menyewa alat berat untuk membersihkan semak belukar.

”Ketika itu, sebagian warga meragukan Desa Lumban Bulbul bisa menjadi destinasi wisata,” katanya.

Awalnya hanya beberapa pondok dan rumah makan yang dibangun. Warga juga kesulitan membangun karena jumlah pengunjung tidak begitu banyak. Namun, perlahan-lahan keindahan pasir putih Lumban Bulbul terkabar ke beberapa daerah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com